"kakkk," panggil iqbaal, muncul dibalik celah pintu kamar.
"yaaa?"
"baru ngapa?"
arkha mengangkat berkas yg baru dia baca.
"masih belum selesai?"
"bentar lagi pah, ada apa?"
iqbaal menarik kursi yg ada didepan meja belajar arkha, meletakkannya tepat didepan ranjang dimana arkha duduk.
"ini," iqbaal menunjukkan undangan pertunangan suika.
"udah dapet,"
"kapan?"
"kemaren kakak ketemu sama suika setelah selesai sidang,"
"kakak gapapa?"
"yaaa mau dibilang gapapa, yaa ga. mau dibilang biasa aja yaa engga,"
"kakak suka sama suika?"
"kakak nyaman sama dia,"
"kakak sempat jadian ga sama dia?"
arkha menggeleng.
"kenapa?"
"kakak takut,"
iqbaal menyipitkan mata. "takut? takut kenapa?"
"takut di tolak,"
"kak, apa yg kakak lakukan ke suika dan respon suika ke perlakukan kakak itu udah menjawab semua. kalo emang suika ga suka, suika ga ada perasaan, mana mungkin suika mau jalan, liburan, bahkan menerima semua perlakukan manis kakak,"
"tapi semua cewe juga mau pa kalo digituin,"
"iyaa, cewe matre. cewe yg seneng diajak liburan khusus, hadiah barang-barang branded, belum lagi kamu sangat-sangat memanjakan dia,"
"tapi suika ga matre!"
"papa ga bilang suika matre. toh dia juga kasih perlakuan yg sama kan ke kakak?"
yaps, jika dilihat dari luar, memang benar perkataan iqbaal. suika dan arkha memang seperti sepasang kekasih yg tengah kasmaran.
saling bertukar perhatian. bertukar kado, hingga liburan privat berdua ketempat-tempat yg membutuhkan effort khusus untuk mendapatkannya.
arkha menghembuskn nafasnya kasar. dia tau, saat ini dia sudah terlambat untuk mengungkapkan perasaannya kepad suika. toh yg terpenting bagi dia kebahagiaan suika.
kebahagiaannya?
perlahan akan dia temukan.
"besok pagi siap, kita berangkat ke bandung," perkataan iqbaal membuyarkan lamunan arkha.
"besok? bandung? bukanny bogor?"
"nope! bogor udah tadi, papa tadi berangkat sama om agus,"
arkha mengangguk pelan.
"hmmm pah?"
"ya?"
"kakak boleh stay di bandung ga? jadi papa pulang duluan gitu,"
"gausah healing-healing segala. kalo mau liburan sekalian ajak abang sama dek,"
"rame pah kalo sama mereka tuh,"
"kayak ga rame aja kalo semisal kakak liburan ga ajak-ajak,"
"huft,"
"yaa besok kalo kakak mau jalan sendiri gapapa, ntar papa minta pak bono supir kantor buat temenin,"
"gak! gak! gak! kakak mau sendiri,"
"naik apa?"
"kendaraan umum banyak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
dua lelaki, satu perempuan
Fanfictionbukan seperti yg kalian pikiran. klik dan bacalah hanya cerita keseharian dua orang anak laki-laki dan satu anak perempuan