tiga (arkha)

617 66 4
                                    

"kenapa sihh dateng dateng itu muka ditekuk gitu?" tanya arkha begitu melihat meera turun dari mobil.

"..."

"dekkk,"

meera berbalik arah, dirinya yg awalnya telah berjalan melewati arkha lantas berjalan kembali ke arah dimana arkha berdiri. mengambil tangan, kemudian di ciumnya, dan setelahnya, dia kembali berjalan masuk ke dalam rumah.

"ehhh tumben ini anak pulang sekolah cium tangan? biasanya mah boro-boro," gerutu arkha.

"kenapa kak?" tanya iqbaal, turun dari mobil yg ntah kapan parkir di garasi rumah mereka.

"pa? kapan papa dateng? kok aku ga denger kalo papa dateng?" ucap arkha bingung.

"kakak kenapa emang sampe suara mobil papa aja ga kedengeran?"

"adek,"

"kenapa adek?"

"adek dateng-dateng cemberut,"

"kamu jailin ya?" tuduh iqbaal.

"apaan? kakak diem aja, dia turun mobil aja langsung cemberut,"

"terus kenapa?"

"ditembak cowo mungkin?" tebak arkha.

"kakk, mana ada orang ditembak tapi cemberut,"

"yaa kalo yg nembak bukan yg di suka, ya ga seneng pa,"

"bener juga kamu,"

arkha mengangguk, kembali membungkukkan badannya untuk melanjutkan mengeringkan motor yg baru saja dia cuci.

motor berjenis spot dengan semua body berwarna hitam pabrikan jepang menang salah satu motor yg paling dia sering gunakan. motor ke lima yg di beli iqbaal, diantara semua motornya kini lebih sering arkha gunakan.

ntah suatu keberuntungan atau tidak, kedua anak iqbaal dan (namakamu) mengikuti hobi sang papa, yaitu otomotif. lebih tepatnya kendaraan roda dua dengan mesin bertenaga besar.

(namakamu) sendiri tak protes, karena dia tak tau berapa uang yg telah ketiga lelakinya habiskan untuk mengubah-ubah dan tambah pada motor mereka.

"bang, minggu depan ikut touring?" ajak iqbaal.

"kemana? bogor?" tebak arkha.

iqbaal mengangguk. "tau dari mana?"

"mama,"

"mama udah bilang?"

"ga bilang sih pa. lebih tepatnya ngeluh mau ditinggal papa pas weekend,"

"papa udah ajak, mama gamau,"

"kakak sendiri?"

"kalo abang mau, ajak aja,"

"ntar kakak ajak deh pa,"

iqbaal mengangguk.

"oh ya pa, hmmm boleh pinjem mobil?"

iqbaal yg awalnya hendak berjalan masuk, mengurungkan langkahnya, berbalik dan menghadap arkha. "yaa pake aja, tumben izin ke papa?"

"hmmm boleh bawa yg audi?" ucap arkha pelan.

iqbaal yg mendengar pertanyaan anak sulungnya lantas menyipitkan matanya, sejak kapan arkha tertarik menggunakan mobil sport miliknya. biasanya arkha hanya akan menggunakan jika diperintah iqbaal.

"mau kemana kak?"

"mau pergi?" ucap arkha ntah kenapa berupa kalimat pertanyaan.

"kok ragu?"

dua lelaki, satu perempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang