dua belas (almeera)

491 80 3
                                    

"balik bareng gw!" perintah gamma, yg tiba-tiba muncul didepan meera yg tengah membereskan bukunya di kelas.

"...."

"gaada penolakan!"

"lo siapa gw?" ucap meera reflek.

"gw suka sama lo!"

"kalo emang lo suka, ga gini caranya!"

"terus gimana? yg gw tau, gw mau milikin lo cuma buat gw!"

"gila lo!"

"emang gw gila karena lo!"

meera menghentikan apa yg dia lakukan, menatap gamma dengan tatapan heran. "gw gatau lo siapa, gw gatau lo kenal gw dimana, gw gatau sejak kapan lo kenal sama gw, yg jelas gw risih sama perlakuan lo! sama perhatian yg lo kasih! sama semuanya!"

"gw suka sama lo!"

"gw engga!"

"apa yg menyebabkan lo ga suka sama gw?!"

"sikap lo! cara lo! semuanya!"

"satupun gaada yg lo suka dari gw?!"

"ga!"

"kenapa?"

"kenapa apa?"

"kenapa lo gasuka,"

"gw tanya sama lo, kenapa lo suka sama gw?!"

"karena lo cantik!"

"lu suka sama fisik gw aja kalo gitu!"

"ga perlu alasan buat kita suka sama orang!"

"begitupun gw, terserah gw mau suka apa engga sama lo!"

"itu beda,"

"apa bedanya?!"

"ketidaksukaan itu didasari atas perilaku, tindakan dan sikap sesorang yg tidak menyenangkan atau menggenakan. pernah menyakiti hati atau melukai fisik,"

"lu udah lakuin semuanya ke gw!"

"tapi-" ucapan gamma terhenti karena ada seseorang yg berdiri disebelah meera. memegang tas yg kini hanya tergantung satu di pundaknya.

"mau apa? gausah ikut campur!" ucap gamma dengan nada penekanan.

"kenapa? gw kesini mau jemput meera,"

"meera balik sama gw!"

"siapa yg izinin?!"

"lu siapanya dia? gaada hak lo buat larang-larang meera!"

ziko tersenyum tenang. menyebalkan memang senyum ziko disaat-saat seperti ini. senyum manis tapi mengejek.

"udah? yuk pulang," ziko mengambil tangan meera kemudian digenggamnya.

meera yg tau saat ini ziko membantunya, hanya menurut. mengikuti setiap drama yg dilakukan ziko.

"lepasin meera!" ucap gamma mencengkram tangan meera yg lain.

"LEPAS! LO MAU BUAT TANGAN MEERA LUKA KARENA TANGAN LO LAGI!" ucap ziko dengan muka datar dan berdiri lebih dekat dengan gamma.

"..."

"oh iyaa, gw kasih tau satu hal sama lo. jangan ganggu meera! kalo lo ganggu dia lagi, abis lo!" ziko melepaskan tangan meera yg dipegang gamma, bergandengan, mereka pergi meninggalkan ruang kelas.

siswa siswi yg ada di dalam kelas maupun di koridor kini melihat sedikit keributan menatap meera dan ziko intens. mengikuti setiap pergerakan mereka hingga hilang dibalik tembok dan kerumunan yg lain.

dua lelaki, satu perempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang