jam menunjukkan pukul 10 malam ketika arkha turun dari kamarnya menuju dapur.
suasana malam yg belum terlalu larut ini memang cukup sepi. iqbaal dan (namakamu) telah beristirahat di kamar. meera yg sepulang dari menonton futsal rafka juga telah berada di kamar. maraton drakor yg ntah sejak kapan menjadi agenda rutinnya setiap weekend.
rafka? ntah dimana dia. yg jelas saat ini, dia belum juga pulang.
biasanya, sepulang pertandingan seperti saat ini, rafka akan pulang pagi harinya. dan lebih sering dengan beberapa luka di wajahnya yg berusaha disembunyikan.
(namakamu) yg telah hafal dengan perilaku anaknya terkadang bersikeras untuk tetap menyuruhnya pulang. tak terima alasan apapun untuk rafka menginap.
suara pintu belakang yg menghubungkan dapur dengan garasi terbuka. terpapang rafka dengan tas perlengkapannya tergantung dipundak.
tudung hoodie yg dia gunakan untuk menutupi kepala menjadikan arkha sedikit terkejut melihat adik keduanya ini.
"anjir! kaget gw!" ucap arkha mengusap dadanya.
untung gelas yg dia pegang tak lepas dari genggamannya.
jika lepas, bisa dipastikan (namakamu) dan iqbaal akan langsung turun.
"belum tidur kak?" tanya rafka masuk ke dapur.
"belum. baru kelar ngerjain tugas,"
rafka meletakkan tasnya di dekat kursi breakfast bar, berjalan ke arah washtafel, mencuci tangan dan mengeringkannya.
setelah memastikan tangannya kering, dia mengambil gelas dan menuangkan jus yg ada diatas meja. jus yg tadi arkha minum juga.
"berapa pukulan?"
"tiga,"
arkha terkekeh. "cupu! kenapa sampe kena?"
"gw diserang dari belakang. baru juga mau masukin tas, eh ditarik," cerita rafka disela-sela minumnya.
"menang?"
"jelas dong! siapa dulu kaptennya!"
"iyaa iyaa, ziko kaptennya!"
"sejak kapan dia kapten!"
"sejak negara api menyerang,"
keduanya terdiam setelah terkekeh beberapa saat.
"kak,"
"hmmm,"
"mama tau?"
"menurut lo?"
"adek cerita ga?"
"cerita apa?"
"cerita tadi di lapangan gimana?"
sesaat arkha terdiam. mengingat cerita meera tadi. "engga. adek cuma cerita lo menang, terus beberapa kali tim lawan main kasar,"
"mama ga curiga?"
"hmmm curiga sihh. dengan adek cerita kalo tim lawan main kasar, kayaknya mama tau bakalan kemana cerita setelah pertandingan,"
"duhhh,"
"makanya, jangan cari masalah!"
"gw ga pernah cari masalah kalo tanding gini. di sekolah, baru gw cari masalah,"
"anak muda!"
"memang anda sudah tua,"
"adek sialan!"
"hmmm kak," buka rafka setelah membuka snack yg baru saja dia ambil.
"sashi gimana?"
"lu kenapa tiba-tiba tanya itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
dua lelaki, satu perempuan
Fanfictionbukan seperti yg kalian pikiran. klik dan bacalah hanya cerita keseharian dua orang anak laki-laki dan satu anak perempuan