empat belas (almeera)

458 79 9
                                    

jam telah menunjukkan pukul 1 malam ketika meera memutuskan keluar dari kamar dan berjalan menuju ke dapur. dia sampe detik ini belum sempat tertidur.

beberapa kali, meera mencoba untuk mengistirahatkan kedua matanya. tapi gagal.

akhirnya, setelah 1 jam mencoba, dia menyerah dan rasa haus dia rasa.

berusaha bergerak tanpa suara, dirinya berjalan berjingkit keluar dari kamar dan langsung menuju dapur. dari dapur, terlihat para lelaki sudah tertidur pulas seperti ikan pindang.

tanpa menunggu lama, meera mengambil gelas, menuangkan air hangat ke dalam gelas yg telah dipegangnya.

duduk disalah satu kursi di breakfast bar, meera menenguk air putih tersebut.

ntah kenapa, saat ini dia ingin menikmati suasana tenang, sendiri dan memikirkan apa yg perlu dipikirkan.

setelah kembali mengisi gelasnya dengan air hangat ditambah coklat, dengan perlahan dia menuju teras rumah yg ada dibelakang.

tempat dimana beberapa jam lalu, digunakan untuk agenda bebakaran dengan semua teman.

"huft," meera menghempaskan tubuhnya di kursi yg dipenuhi dengan bantal empuk.

suara gemericik air dari kolan renang didepannya terlihat berwarna biru. menjadikan cahaya disekeliling kolan berwarna biru cantik.

"huufttt," suara seseorang menghembuskan asap dari mulutnya.

meera yg sedikit terkejut dengan kehadiran orang lain disana terlonjak.

untung gelas berisikan coklat panas telah dia letakkan dimeja samping kursi.

"ngapain disini? kok ga tidur?" tanya ziko, melihat meera yg duduk di kursi dijam segini.

"ga bisa tidur,"

"kenapa?"

"overthinking,"

ziko menaikan alisnya. menghirup sebatang rokok yg sedaritadi telah menyala, kemudian mematikannya sebelum duduk disebelah meera.

tak perduli jika rokoknya masih setengah.

"ada masalah?"

meera mengangkat kedua bahunya.

"gamma?"

"...."

"dia apain kamu lagi? chat? telpon?"

"dia kirimi aku ini," meera meraih ponsel yg ada disaku depan hoodie yg dia gunakan. membuka aplikasi chat dan menunjukkan foto sebuah kotak perhiasan. didalam foto tersebut, kotak perhiasannya terbuka dan menampilakan sebuah kalung emas putih dengan bandul berbentuk rusa.

"dari gamma?"

meera mengangguk.

"kapan dia kasih?"

"setelah kita berangkat tadi. dia ke rumah. terus yg terima mbak di rumah,"

"terus kamu mau gimana?"

"balikin lah! gamau aku punya hubungan atau barang apapun dari dua,"

"rusa? lambang cinta dan kelembutan,"

"mana ada lembut-lembutnya gamma!"

"maksudnya, dia itu kasih rusa buat lambangin lo. bukan dia!"

"..."

"...."

"yg bikin gw marah bukan karena dia kasih ini aja,"

"terus? kurang mahal?"

dua lelaki, satu perempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang