empat enam (rafka)

423 43 27
                                    

pagi datang. sinar matahari yg datang melalui sela-sela korden yg ada di kos, kini mengenai rafka yg baru tertidur beberapa jam.

yap, beberapa jam yg terasa baru beberapa menit.

mengintip melalui mata kanannya, rafka melihat sekeliling. masih di kos, dengan dirinya tidur di sofa di tengah kamarnya.

"hmmmm," rafka duduk, merentangkan kedua tangannya seolah melakukan peregangan.

jam menunjukkan pukul 07.20, masih ada waktu 40 menit sebelum kelas pertama dimulai.

bergegas, rafka bersiap-siap. mandi, berganti baju, menyiapkan perlengkapan untuk kuliah hari ini, dan begitu dia akan mengambil dompet yg ada disebelah nakas, dia melihat seorang perempuan terbaring di ranjangnya.

seorang perempuan yg semalam dia jemput di rumah sakit. seorang perempuan yg baru beberapa hari ini dia kenal.

mengusap rambut yg sedikit menutupi wajahnya, rafka berpamitan meski dia tau, lea tak dapat mendengarkannya.

"gw pergi dulu. ada kelas pagi hari ini. tapi begitu selesai gw janji langsung balik,"

setelah mengusap beberapa kali kepala lea, merapikan selimut, rafka meninggalkan lea.

_____

jam kuliah selesai. masih jam 11 siang ketika rafka keluar dari kelasnya dengan sedikit terburu-buru.

"rafka!"

rafka mencari sumber suara.

"mau kemana? buru-buru amat?"

"ada urusan,"

"yahh, padahal gw mau ajak lu makan," queenza mengerucutkan bibir.

"sorry, gw buru-buru, bye!"

queenza yg belum sempat menjawab, menghentakkan kakinya kesal. baru kali kini ada cowo yg menolaknya secepat itu.

___________

"heyyy!" sapa rafka, begitu membuka pintu kosnya.

"heyy,"

rafka meletakkan kresek berisikan makanan untuk mereka berdua dimeja tengah ruangan.

"sorry tadi pagi gw tinggal. gw ada kelas tadi pagi,"

"iyaa gapapa," ucap lea diam, kemudian dia menunduk.

"kenapa?" tanya rafka, begitu menyadari lea terlihat murung.

lea hanya menggeleng.

"hey, liat gw," rafka duduk tepat disamping lea. perlahan menangkup wajahnya, mengarahkannya untuk menatap rafka. "gausah ga enak. lu sakit. lu butuh bantuan. jadi gw disini, mau bantu lu, dan gw bener-bener ikhlas,"

seperti tau apa yg lea pikir, lea hendak membantah. tapi gagal karena rafka keburu mendaratkan bibirnya dibibir ranum lea.

lea bingung. pertama, dia baru saja mengalami kecelakaan semalam. kedua, dia ditolong tanpa pamrih oleh orang yg saat ini tengah menciumnya. dan ketiga, lea merasa nyaman dengan apa yg dilakukan rafka saat ini .

tapi satu hal yg tidak membuat lea bingung.

lea nyaman dengan rafka.

"sor-," ucap rafka cepat begitu dirinya menjauh dari wajah lea.

belum sempat rafka menyelesaikan ucapannya, lea langsung mengangkat tangannya, menahan rafka agar tak menjauh dari posisinya.

beberapa menit, mereka diam diposisi tersebut.

menautkan kedua bibir mereka dengan beberapa kali saling mengecup.

"maaf," ucap lea begitu mereka melepas tautannya tanpa menjauhkan kedua kening.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

dua lelaki, satu perempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang