empat (arkha)

538 79 6
                                    

"lo kenapa?" tanya rafka, muncul mengagetkan arkha yg termenung duduk di rooftop.

"sialan! kaget gw!" arkha mengeluh, meletakkan batang rokok yg telah menyala diatas asbak.

"lu kenapa kak?"

"baru mikir,"

"mikir apa?"

"gw tadi kenalan sama cewe,"

"terus?"

"namanya nita, manis banget anaknya,"

"...."

"rambut panjang, make up natural, pinter, calon guru, dan ga ribet,"

"tau dari mana dia ga ribet?"

"cara berpakaian dia. santai, tapi cocok buat dia,"

rafka mengangguk. "deketin lah, tunggu apalagi,"

"nah itu. gw bingung,"

"bingung kenapa?"

"tadi kan gw dateng bareng sashi,"

"gebetan lo?"

"iyaa. yg gw ceritain dulu,"

rafka kembali mengangguk.

"gatau kenapa, ditengah acara dia pingsan. terus gw bawa balik. begitu gw taruh di kursi mobil, dia bilang dia hamil,"

"WOY KAKKK!!" rafka lantas mendorong arkha hingga hampir terjatuh dari kursi. dan berakhir jatuh kenlantai. "GILA LO YA!!"

"APAAN SIH LOH?!"

"LO YG APAAN!! PAPA MAMA BESARIN KITA DENGAN SOPAN SANTUN DAN ADAB YG BAGUS! KENAPA LO BISA SAMPE GITU!!"

arkha yg kini terduduk dilantai lantas menatap adek lelakinya. "siapa yg hamilin?"

"LU LAH!! MASA BANCI PEREMPATAN LAMPU MERAH!!!"

arkha menggeleng. "bukan gw,"

rafka mendengar pengakuan kakaknya lantas memelankan deru nafasnya. dia terlalu percaya dengan arkha. apa yg dia ucapkan, terlebih lagi hal-hal serius, dia adalah orang pertama yg akan percaya dengan ucapan kakak tertuanya.

"terus dia hamil sama siapa?"

arkha mengangkat kedua bahunya. tak tau harus menjawab apa.

"gw setiap pergi sama dia paling cuma makan, nonton, belanja,"

"yg lo bayarin," sela rafka.

"yaa kan memanjakan,"

"memanjakan dan dimanfaatkan itu beda tipis kak!"

arkha menatap rafka. benar ucapannya.

"dia ngakunya cuma sama lo. senengnya sama lo. belanjanya sama lo. minta ini itu sama lo. tapi buka kakinya sama cowo lain!! emang gila cewe kayak sashi," lanjur rafka.

"kata nanta dia emang deket sama cowo lain,"

"apa gw bilang! semenjak lo nunjukin foto dia ke gw, gw ga suka sama dia!"

arkha diam.

"terus lu mau gimana sekarang?"

"gw jauhin dia. gaada untungnya juga,"

"dia ga nuntut lu kan?"

"ga! dan gaakan mungkin!"

"yakin?"

"100%"

"apa yg buat lo yakin?"

"udah beberapa bulan ini gw jarang banget jalan sama dia. kalopun jalan, itu juga siang dan RAME-RAME! kalopun dia sampe nekat nuduh gw, gw mau tes DNA,"

dua lelaki, satu perempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang