dua empat (almeera)

434 78 5
                                    

selamat pagi dunia halu~
selamat membaca~

~°~

"saya terima, nikah dan kawinnya yuna claretta calandra dengan maskawain seperangkat alat sholat dan emas murni, 1000 gram dibayar tunai!" ucap arkha lantang.

"sahh?"

"sahhhh!!!"

"alhamdulillah,"

"BANGOONNNNNN!!!!!" teriak gigi dan meera bersamaan melihat yuna yg kini duduk dibangkunya, memejamkan mata dan senyum-senyum sendiri.

"AAAAAAAAA!! AKHRIRNYAAAA GW SAH JADI ISTRI SAHNYA BANG ARKHA!!"

mendengar ucapan yuna, meera dan gigi terbenggong. tak menyangka jika temannya telah separah itu membayangkan.

"aaaaaaawwwww senengnyaa gw jadi istri sahnya bang arkha!!!! gw rela dehh, tiap pagi bangun pagi, siapin baju, sarapan, barang-barang buat dia bawa ke kantor!!! aaaaaaaa pasti gw jadi cewe paling bahagia di du- awwwww sakit!!" keluh yuna menatap meera sebal.

"bangun! lo kalo ngimpi, jangan tinggi-tinggi! jatuh sakit ogeb!!"

"gw ga ngimpi! gw baru membayangkan aja, seandainya gw jadi istrinya kak arkha!"

"amit-amit! amit-amit!" ucap meera berulang.

"hehh maksud lu apaan amit-amit?"

"yaa amit-amit gw punya kakak ipar kayak lo!"

"sialan! emang salah gw nikah sama kak arkha? engga kan! engga dong!"

"maksa sumpah," gerutu gigi.

"udah, gw mau ke kamar mandi dulu," pamit meera, beranjak dari duduknya.

"mau ngapain?"

"lari maraton!"

"eh bego!"

"bye!" meera berjalan keluar kelas. meninggalkan gigi dan yuna yg masih bertengkar.

jam istirahat yg tengah berlangsung menjadikan suasana didepan kelas ataupun di halaman basket kini dipenuhi anak-anak. ada yg hanya mengobrol didepan kelas, duduk melihat cogan main basket, hingga mengerjakan tugas dibangku taman disebelah lapangan basket.

bisa dipastikan, orang yg rajin tersebut adalah anak osis yg tengah rapat.

"untung kosong," gerutu meera. masuk ke salah satu bilik kemudian melakukan apa yg perlu dilakukan.

"lega," ucap meera, sembari keluar dari kamar mandi dengan tangan yg masih basah.

"alme!" panggil seseorang dari belakang meera.

meera yg merasa kenal dengan suara yg memanggilnya kini menghentikan langkah.

"meera," ziko menarik pundak meera pelan, membalikkan badan meera menghadap dirinya.

"darimana aja?"

meera menaikkan alisnya. dia tak tau maksud dari pertanyaan ziko.

"kamu dari mana? aku cariin tadi di kantin gaada,"

"aku ga ke kantin,"

"bawa bekal?"

meera mengangguk.

"bawa apa?"

"sushi,"

ziko mengerucutkan bibirnya. sushi buatan meera adalah salah satu sushi homemade terenak menurutnya.

dua lelaki, satu perempuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang