beberapa minggu setelah suika sampai di jakarta dan menginap di rumah, tanpa terasa lusa, dirinya harus kembali ke Singapore untuk melanjutkan study nya disana.
selama beberapa minggu ini juga, kedekatan antara suika dan arkha bisa dikatakan cukup deket. banyak progress yg awalnya masih malu-malu untuk mengobrol berdua, kini kedunya telah sering jalan berdua.
iqbaal dan (namakamu) yg memang berencana untuk menjodohkan anak tertuanya dengan suika pun mendukung hubungan mereka.
toh keduanya sudah dewasa, dan bisa mengambil keputusan mereka sendiri.
tapi sampai saat ini, arkha masih belum menberikan jawaban mengenai tawaran iqbaal untuk menjodohkannya. diterima atau di tolak, masih belum jelas.
"kak, mau kemana?" tanya (namakamu) begitu melihat arkha turun dari tangga dengan setelan santainya.
"mau nganter suika,"
"oh iyaaa, kemaren suika cerita mau beli oleh-oleh buat temennya,"
arkha mengangguk.
"hmmm kakk,"
"ya?" arkha mengambil duduk di salah satu kursi didepan breakfast bar.
"papa udah cerita?"
arkha mengangguk. "udah ma,"
"terus kakak gimana?"
"hmmm,"
"kak denger, disini papa mama gaada unsur paksaan buat kakak menerima ide mama papa. kalo emang kakak mau, mama papa seneng. kalo semisal kakak tolak, mama papa juga gapapa. yg penting kakak bahagia dan itu emang karena kemauan kakak,"
"kakak nyaman ma sama suika,"
"...."
"tapi kakak gatau untuk kearah sananya gimana. maksudnya. kakak seneng punya temen kayak suika, baik, cantik, apa adanya, pinter dan yg paling utama, attitude nya bagus! jarang cewe sekarang punya attitude bagus kayak suika,"
(namakamu) mengangguk.
"kalo semisal kakak jalani dulu pertemanan sama suika gimana? yaaa kalo emang cocok, kakak bakalan usaha sendiri buat deketin dia. jadi gaada unsur jodoh menjodohkan disini,"
"..."
"kan ga baik ma kalo cuma satu pihak yg mau. pihak lainnya engga kan yaa jatuhnya menjalani hubungan itu terpaksa,".
(namakamu) setuju dengan pemikiran arkha. dirinya dan iqbaal memang memberikan ruang untuk anak-anaknya mengutarakan pendapatnya, sebelum suatu keputusan diambil. dan ini juga telah mereka terapkan sedari kecil.
ponsel arkha yg ada disaku celananya bergetar, menandakan adanya pesan masuk.
"siapa?" tanya (namakamu) begitu melihat arkha meletakkan ponselnya dimeja, setelah membalas pesan.
"azka,"
"kakak deket sama azka?"
"biasa aja sih ma,"
"azka suka sama kakak?"
arkha mengangguk.
"jangan kasih harapan kalo kakak gaada rasa,"
"iyaa ma,"
bersamaan dengan itu, meera yg masih menggunakan baju tidurnya muncul membawa gelas kosong.
"pagi ma, kak!" meera menghampiri (namakamu), mengecup pipinya kemudian berjalan ke arah dispenser. "kakak mau kemana?"
"jalan,"
KAMU SEDANG MEMBACA
dua lelaki, satu perempuan
Fanfictionbukan seperti yg kalian pikiran. klik dan bacalah hanya cerita keseharian dua orang anak laki-laki dan satu anak perempuan