"udah gausah cemberut!!" ucap rafka melalui interkom yg terpasang di helm mereka masing-masing.
"adek pengen naik motor!".
"udah denger kan jawaban papa? mau ngeyel?"
meera semakin mengerucutkan bibirnya, mencengkram jaket yg rafka gunakan.
"ntar minta ziko beliin es krim di kantin,"
"dua?"
"iyaaa, lima juga boleh!"
"oke!"
"udah, senyum dulu tapi!"
"hiiiii,"
"ga keliatan!"
"ini udah senyum!"
"ga keliatan dek!! helm lu aja full face, terus kita boncengan gini. belum lagi lu meluk gw dari belakang!"
"oh iyaa lupa!"
rafka menepuk sekilas samping helm meera yg bersandar di bahu kanannya.
"ehhhh tumben rame banget jam segini," ucap rafka begitu motor yg dinaikin masuk ke area parkir sekolah.
"kita yg udah kesiangan!"
"tapi belum jam masuk," rafka melirik jam jangannya. masih ada waktu 15 menit sebelum bel pertama.
"gatau juga,"
rafka menjalankan motor pelan, memilih parkiran dimana dia biasa parkir. berada dideretan paling ujung dengan beberapa motor teman-temannya juga terparkir, dan salah duanya adalah motor ziko dan simba.
"wehhhh, berangkat pagi nih!" timpal simba yg duduk di bangku didekat motornya bersama dengan ziko.
"yg lain mana?" tanya rafka membuka kaca helmnya.
"belom dateng,"
"males!"
"lu yg tumben dateng pagi!"
rafka mematikan motor. menunggu meera untuk turun dari jok belakang.
"bisa?" tanya ziko.
meera menatap ziko melas.
dengan sigap, ziko beranjak dari posisinya, berdiri disebelah kiri motor rafka dan mengulurkan tangan. membantu meera turun, dan memastikan kedua kakinya aman menginjak tanah.
"sini,"
meera sedikit menaikkan kepalanya. memudahkan ziko membantunya untuk melepas helm full face yg dia gunakan.
"yap," ucap ziko, begitu helm berhasil terlepas dari kepala meera. meninggalkan rambut yg tak ikut terikat kebelakang sedikit berantakan.
"berantakan ya?" tanya meera mengerucutkan bibirnya.
"dikit. tapi masih cantik kok!"
"ANJIR!!!!" ucap simba dan rafka secara bersamaan.
"gw siapa? tadi gw liat apa?"
"jijiq gw!"
"hmmmmm gombal banget!"
"huek!!"
gerutu rafka dan simba hampir bersamaan.
"bentar!" rafka turun dari motornya, menghampiri ziko dan meera sebelum sedikit mendorong ziko menjauh. "anjir lo, dia adek gw!!!"
"emang kenapa?" tanya ziko masih belum menyadari perlakuannya barusan.
"lu suka kan sama meera?"
"kalo iya kenapa?"
"jangan main-main lu ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
dua lelaki, satu perempuan
Fanfictionbukan seperti yg kalian pikiran. klik dan bacalah hanya cerita keseharian dua orang anak laki-laki dan satu anak perempuan