08: Satu Masalah Selesai

2.9K 219 0
                                    

---000---
"Selesaiin satu per satu, karena semuanya juga butuh waktu. Termasuk perasaan kita."
-Angga-
---000---

Happy Reading...
"Mau kembaliin piring Bun." Ucap Angga.

Keesokan harinya Angga datang ke rumah Nayla yang hanya berjarak beberapa langkah saja dari rumahnya. Semalam ia mengaku salah telah membentak Nayla yang jelas-jelas tidak tau apa-apa.

"Taruh disitu aja Ngga." Titah Layla.

"Nayla-" Baru Angga akan bertanya, Nayla sudah lebih dulu keluar dari kamarnya.

"Tumben jam segini udah siap." Tanya Angga melihat Nayla sudah lengkap mengenakan seragam sekolah se-pagi ini.

Nayla diam, seolah tidak mendengar pertanyaan Angga.

"Biasanya juga gue nungguin lo berjam-jam." Ucap Angga lagi mencoba menghibur Nayla.

"Bunda, Nayla berangkat." Nayla berjalan ke arah dapur menyalami tangan Bundanya. 

"Lho, nggak bareng sama Angga?" Layla menatap Angga dan Nayla bergantian.

"Aku berangkat bareng temenku, bosen berangkat bareng dia mulu." Ketus Nayla melirik Angga tajam.

Layla mengerutkan alisnya menatap anak gadisnya yang tidak biasanya bersikap seperti itu dengan Angga.

"Nay, oi tunggu!" Angga bergegas mengikuti Nayla dari belakang.

"Iya gue tau lo masih kesel sama gue." Ucap Angga berdiri disamping Nayla yang tengah menunggu jemputan temannya yang katanya sudah sampai perempatan.

"Tapi jangan lama-lama ya." Nayla mlengos ke arah samping mengabaikan Angga.

Sungguh, baik Nayla maupun Angga mereka sama-sama tidak nyaman berada di situasi seperti sekarang. Namun Nayla masih kesal dengan sikap Angga semalam. Ia hanya tidak ingin Masnya memendam masalahnya sendirian, namun justru perhatian yang ia berikan malah membuat Angga marah dan berakhir membentaknya.

Hari senin telah kembali, rasanya weekend berlalu begitu cepat. Hingga tiba kembali hari dimana seluruh pelajar kembali bersekolah dan menghadapi pelajaran yang tidak ada habisnya.

"Gue males hari senin gini." Beo Abi mengenakan topi abu-abu dengan posisi miring.

"Ente ini kadang-kadang ente." Samuel membenarkan kasar posisi topi Abi.

"Dendam gua sama Pak Bondan." Angga mengeluarkan amplop cokelat dari dalam tasnya.

"Gara-gara dia banyak orang marah ke gue hari ini."

"Gara-gara surat teguran itu?" Tebak Samuel.

"Hmm, gue mau kasih surat ini ke BK sekarang. Biar puas si Bondan." Angga bangkit dari tempat duduknya menuju ruang BK.

Tidak lama setelah ke ruang BK, bell berbunyi menandakan upacara akan segera dimulai.

Riuh seluruh siswa Lentera bergegas berkumpul di lapangan tanpa menunggu intruksi dari guru. Melihat teman-temannya berlarian ke lapangan, Angga justru santai berjalan menuju lapangan.

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang