45: Ketemu Bapak

2.7K 200 28
                                    

Sebelum baca vote dulu ya Sista. Lov u💖

Satu bulan kemudian...

Kondisi terakhir waktu pemeriksaan, menunjukkan trombosit Angga menurun. Tubuhnya pun semakin rentan akan infeksi, beberapa hari lalu Angga terbaring di rumah tidak bisa bangun karena demam tinggi yang berlarut-larut. Terpaksa setelah ujian dia harus izin lagi untuk memulihkan tubuhnya.

"Ck, Angga lama banget ..." gerutu Abi mengintip ke dalam masjid yang hanya menyisakan Angga di dalam.

"Lagi berdoa cug, khusyu' dia." timpal Rian.

"Ditunggu aja, kalau kalian mau duluan biar gue yang nunggu." Samuel mengenakan sepatu di bawah pelataran masjid sekolahan.

"Tapi lo ke kantin juga kan?" Rian sudah selesai mengenakan sepasang sepatu hitamnya.

"Hoo pesenin somay kita berdua."

"Kira-kira tu anak doa apaan ya? Serius amat." Terlihat Angga mengangkat kedua tangannya, kepalanya menunduk dengan masing-masing mata yang terpejam. Mulutnya bergeming tak bersuara, ia sedang meminta sesuatu kepada sang pencipta semesta.

"Dahlah, orang lagi ibadah jangan di ghibah." potong Abi mengajak Rian ke kantin.

Dua menit setelah kepergian Abi dan Rian, Angga sudah selesai dengan ibadahnya. Kopiah putih masih melekat erat di atas rambutnya yang sudah ia pangkas menjadi sangat pendek hampir botak. Terpaksa ia melakukan itu lantaran rambutnya terus saja rontok, apalagi sehari setelah melakukan kemoterapi.

"Lo nungguin?" Reaksi Angga mendapati Samuel duduk di bawah serambi masjid karena lelaki itu sudah mengenakan sepatu.

"Menurut lo?" balas Samuel, "kita langsung ke kantin ae, gue udah pesenin lo somay. Laper kan?"

"Gue cekeran gini nih? Sepatu masih di kelas." Pandangan Samuel turun melihat jari-jari kaki Angga bergerak lucu.

"Gue udah bilang kan, kalo ke mesjid sepatu langsung dipake ae, kaga usah lo copot di kelas."

Angga menyengir,

"Yuk langsung ae, keburu laper juga." ajak Angga tetap berjalan ke kantin walaupun dalam keadaan cekeran tidak memakai alas.

Sesampainya di kantin, satu meja yang diisi oleh lima orang dengan masing-masing pesanan yang berbeda-beda siap menyantap makan siang.

"Lo tadi doa apaan Ngga?" tanya Abi kepo.

"Doa kebanyakan orang muslim lah, apalagi." balas Angga menyuapkan somay sambal kacang ke dalam mulut, tangannya tremor ketika memegang sendok.

"Gue perhatiin sekarang lo jadi dapat hidayah gara-gara di rukiyah bu Siti waktu itu ya?" celetuk Abi yang mengundang tawa dari teman-temannya.

"Perasaan yang di rukiyah satu kelas kok yang dapat hidayah lo doang, gue biasa-biasa aja tuh." komentar Dodi dengan tawa yang membuat matanya menyipit.

Angga memutar bola matanya malas, "Gue tersentuh dengan ayat 'Sesungguhnya allah menerima taubat hambanya sebelum nafasnya menyesak di tenggorokan' jadi gak ada salahnya kita perbaiki diri mulai sekarang. Mumpung masih bisa nafas lewat hidung, mumpung-"

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang