13: Kemarahan Nayla

2.2K 170 6
                                    

"Cowok boleh nangis gak sih?"
-Angga ganteng-

Happu Reading...
Berbagai sinyal cukup membuat Angga paham jika tubuhnya perlu perhatian. Mulai kemarin sampai detik ini, lebih tepatnya setelah insiden mimisan di hari kamis lalu, ia mencoba membiasakan pola hidup sehat yang sudah lama ia tinggalkan.

"Adik lo dihukum tuh dibawah." Ujar Tiwi mendaratkan bokongnya di kursi.

"Adik gue? Si Nayla?" Tebak Angga melirik Tiwi, ia tengah sibuk main game di ponselnya.

"Hem." Sahut Tiwi santai.

Rasa penasaran langsung membuat Angga keluar dari permainan itu tanpa mempedulikan bacotan kawannya nanti. Ia mengantongi ponselnya dan segera keluar kelas untuk memastikan apakah benar yang diucapkan Tiwi.

"Kok bisa?" Beo Angga terkejut melihat adiknya berdiri dibawah tiang bendera.

Upacara telah selesai lima belas menit yang lalu, ada apa dengan Nayla sampai ia dihukum hormat bendera di halaman sekolah.

"Kenapa?" Teriak Angga dari atas.

Nayla hanya membisu menatap Angga, ia mendengar jelas pertanyaan Angga. Hanya saja ia tidak berani menjawabnya.

"Lu ngapain?" Tanya Angga lagi, kali ini lebih pelan karena Nayla menatap ke arahnya.

Lagi-lagi gadis itu hanya diam sambil terus hormat ke tiang bendera.

"Pasti ngelanggar aturan tuh, sampai dihukum hormat disitu." Sahut Samuel.

"Padahal tadi pagi dia berangkatnya bareng gue, napa bisa dihukum?" Angga yakin Nayla tidak mungkin telat mengikuti upacara bendera, jelas-jelas motor Angga tiba disekolah sepuluh menit sebelum upacara dimulai.

Samuel mengedikkan bahunya.

Masih penasaran dengan perbuatan Nayla, Angga turun ke lantai bawah mendatangi kelas Nayla. Dari sekian banyaknya siswa/i kelas 10 IPA 2, hanya Putri yang Angga tau. Karena gadis itu sering mengantar jemput Nayla.

"Put." Panggil Angga berasa sok kenal saja.

Putri yang tadinya sedang bergelayut cagak tembok seketika menoleh mendengar namanya dipanggil.

"Itu, Nayla kenapa dihukum?" Tanya Angga to the point.

Putri tidak mungkin menjelaskan ceritanya kepada Angga.

"Emm... Gue juga gak ngerti Mas. T-tiba-tiba Nayla udah dipanggil sama Pak Bondan." Timpal Putri bohong, ia tau semuanya.

"Pak Bondan gak ngomong apa-apa gitu?"

Putri menggeleng.

Angga beralih menatap seorang cowo yang berada tidak jauh dari tempatnya mengobrol dengan Putri.

"Bro." Sapanya.

Anak itu menatap wajah Angga,

"Lo tau nggak kenapa mereka dihukum?" Tanya Angga menuding kelima murid yang sedang menjalani hukuman, salah satu dari mereka ialah Nayla.

"Kalau tiga anak itu, gua nggak tau alasan mereka apa. Tapi kalau dua anak yang itu, gara-gara nggak ikut upacara tadi." Lelaki itu menuding Nayla dan seorang siswa laki-laki.

"Gak ikut upacara?"

Lelaki itu mengangguk, "Anak kelas sini."

"Terus, ngapain mereka berdua nggak ikut upacara?" Selidik Angga.

"Biasa lah Mas, bolos di taman belakang." Jawabnya.

"Bentar, jadi cowo yang itu namanya Rio?" Dugaan Angga terhadap siswa yang bernama Rio ternyata salah.

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang