39: Kepergian Nayla & Bunda

2.5K 188 36
                                    

Chapter ini panjang banget, semoga kalian tidak bosen :)

Happy Reading...
Angga membuka rice-cooker yang sudah berbunyi lima menit lalu. Di dalamnya terdapat nasi putih panas yang seketika mengeluarkan asap ketika penutupnya di buka.

Angga menjulurkan lidahnya keluar, bau nasi tersebut benar-benar membuatnya merasa mual. Sambil mengipas wajahnya, ia mengambil satu centong nasi dari dalam wadah rice-cooker tersebut. Sebenarnya cowok itu tidak mood sarapan. Kemudian Angga menuang kecap di atas nasi yang masih mengepulkan asap putih, ia tidak memiliki lauk lain selain kecap sachet bergambar burung bangau.

Dia buang jauh-jauh rasa mual dan hambar di mulutnya, ia menelan secara paksa nasi tersebut supaya masuk ke tenggorokan.

"Kamu lagi sarapan?" Angga mengangguk saat Layla masuk ke dalam rumahnya.

"Mruput sekali kamu, padahal Bunda baru aja mau tawarin sarapan bareng." kata Layla.

"Udah sarapan Bun, ini udah habis." jawab Angga dengan mulut penuh nasi.

Layla tertegun melihat Angga yang begitu menerima keadaan. Anak itu selalu mencoba melakukan hal tanpa meminta bantuan orang lain.

"Lauk kamu apa Ngga?" tanya Layla mengintip piring Angga yang sudah sebagian habis.

"Ha ha ha, cuman kecap sih. Tapi enak juga kok." jawab anak itu sembari tersenyum.

"Ke rumah Bunda yuk, makan lagi." ajak Layla.

"Lah? Udah kenyang Bun."

"Nggak papa, makan roti kalau begitu. Bunda ada roti bakar, kamu suka kan?" Layla membujuk.

"Ada rasa cokelat nggak?" tanya Angga tidak tau malu, sudah ditawarin masih menawar pula.

"Adanya stroberi, kalau mau cokelat di kulkas masih ada selai cokelat. Yuk." Layla merangkul pundak Angga seperti anaknya sendiri.

"Bentar." Angga bangun dari tempat duduk. Membawa piring bekas sarapannya ke wastafel.

Layla mengapit pundak Angga sampai di rumahnya. Angga mirip koko yang ada di drama-drama China yang membuat Layla gemash mencubit pipi cowok itu sampai Angga merasa risih.

"Iya aku kan emang ChinDo." timpal Angga percaya diri.

"ChinDo dari hongkong?" Layla membalas dengan gurauan.

"Hahaha ...." Angga tertawa membuat matanya semakin sipit.

Perhatiannya beralih ke sebelah kanan. Duduklah Nayla yang sedang makan tanpa berniat nimbrung dengan obrolan dua orang tersebut.

"Lo nanti sekolah nggak?" tanya Angga sambil menyenggol tangan Nayla.

Nayla menggeleng.

"Nay..." panggil Angga.

"Lo dari tadi diem mulu, ngomong dong." pinta Angga.

"Nay." Angga menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Nayla, Angga yang melihatnya merasa risih, kenapa tidak di kuncir saja.

"Sekolah yuk, gue anter." ucap Angga setelah menaruh rambut Nayla ke belakang leher gadis itu.

Nayla menggeleng.

"Nayla, Bunda nanti mau ajak kamu ke pasar. Kamu mau kan?" tanya Layla yang sedari tadi hanya melihat interaksi antara Angga dan Nayla.

"Kapan?" Akhirnya Nayla mau bersuara.

"Sayang .... maafin Bunda ya Nak." Tiba-tiba Layla beringsut memeluk putri tunggalnya dengan erat.

"Bunda sayang banget sama kamu Nay." ujar Layla sembari mendekap Nayla.

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang