44: Diagnosa Baru

2.9K 204 27
                                    

Angga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angga .... kamu harus kuat!

Happy Reading...
Melihat Angga kini terbaring lemas di atas brankar uks, membuat sebagian murid tidak percaya cowok itu ternyata bisa pingsan juga. Pada masa Angga masih duduk di kelas sepuluh ia adalah sosok urakan yang sering ikut tawuran kesana kesini. Pembolos handal yang hampir setiap minggu selalu terdapat alpha di nomor absennya.

Angga juga pernah merokok terang-terangan di ruang kelasnya.

Bukan Angga kalau tidak suka membangkang, bukan Angga kalau tidak keras kepala. Lelaki itu memang sudah banyak berubah, tetapi tidak dengan sifat aslinya yang sangat keras kepala.

"Nggak ada penolakan lagi." Samuel geram dengan Angga yang bersikeras tidak mau dibawa ke rumah sakit.

"Sam ...." Angga menggeleng pelan.

"Mereka bisa tau," ujar Angga berbisik menatap Samuel intens.

"Terus? Mau sampai kapan lo sembunyiin ini semua? Lo nggak liat mimisan lo dari tadi nggak mau berhenti? Mau nunggu kehabisan darah lagi? Hah?!"

Angga memegang kepalanya yang terasa sangat pusing, ia menarik tangan Samuel guna mencegah anak itu memberi tau guru apabila kondisinya semakin memburuk, "Lo udah janji sama gue." ucap Angga parau, Samuel sudah berjanji akan menjaga rahasia penyakit Angga dari siapapun.

"Gue nggak peduli Ngga, darah lo jauh lebih berharga!" Samuel menepis tangan Angga.

"Sam ... argh .... Sam!" Angga merintih kesakitan. Ingin menahan lengan Samuel lebih kencang hingga tubuhnya nyaris jatuh.

Samuel menghembuskan nafasnya kasar, ia ingin meninju wajah Angga saat ini. Tetapi ia juga tidak tega melihat keadaan sahabatnya yang satu itu sungguh memprihatinkan.

Lelaki itu memutar tubuhnya, mendekat kembali ke arah brankar tempat Angga berbaring.

"Buat apa sih Ngga? Buat apa lo sembunyiin ini semua? Malah nyiksa tubuh lo sendiri tau nggak?!"

"Sssh ...." Angga meremas rambutnya dengan kedua tangan. Mendengar Samuel terus memarahinya sejak tadi entah mengapa menambah rasa sakit di kepalanya.

"Pusing kepala lo?" tanya Samuel memegang pundak Angga. Kali ini dengan nada rendah.

Yang ditanya sedang memejamkan mata, sebentar lagi kepalanya akan pecah.

"Ck, gue harus apa Ngga? Sumpah gue kaya orang tolol, lihat lo kesakitan seperti ini terus gue hanya liatin doang? Ngomong Ngga gue harus gimana?" Samuel mengusap wajahnya frustasi.

"Diam." kata Angga mulai membuka matanya.

Samuel melotot tidak percaya. Dirinya malah disuruh diam sementara Angga tengah kesakitan? Lelaki itu hendak protes, namun jemari telunjuk yang Angga isyaratkan di depan bibir membuat Samuel bungkam.

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang