38: Peringatan

1.6K 157 43
                                    

Happy Reading...
Terlepas dari ketakutan yang masih Nayla rasakan. Nayla tidak mengatakan yang sebenarnya kepada Angga, hingga kini gadis itu masih takut. Trauma ke sekolah setelah perlakuan Rio kepadanya semalam. Keperawanan Nayla benar-benar hampir terenggut, dia tidak pernah menyangka ternyata pacarnya bisa mempunyai niat seburuk itu.

Jika bukan karena sayang, Angga tidak mungkin ikut campur lagi di dalam hubungan Rio dan Nayla. Rasa sayangnya kepada Nayla pernah membuat dirinya mendapat pengakuan telak dari gadis itu, ia justru dikira mengekang padahal Angga sangat menyayanginya.

Lo bukan siapa-siapa!

"Mana Rio?" Dengan wajah galak yang menyala dari mata Angga, lelaki itu menghampiri kelas Nayla.

Anak yang sedang Angga ajak bicara itu melihat ke sekeliling.

"Di kelas." jawab anak lain sambil mengintip jendela kelas yang terbuka lebar.

"Izin masuk." ucap Angga tanpa menunggu persetujuan dari anak-anak yang sedang nongkrong di kursi panjang tersebut.

"Ada apa Ngga?"

"Ayo masuk cuk, kayanya mau ada gelud."

"Yok!"

"Masuk cuk, seru ni."

"Su!" Angga menggebrak meja tempat dimana Rio sedang duduk sambil menulis sesuatu.

Rio mendongak kaget.

"Gua mau ngomong." ujar Angga berdiri nyalang di hadapan Rio.

Rio tidak menjawab apapun.

"Ada apa ini?" tanya siswa yang duduk diam sedari tadi.

Angga hanya melirik ke arah siswa tersebut, kemudian menatap Rio lagi.

"Mas? Ada apa?" Putri menepuk pundak Angga.

"Nggak papa, cuman mau ngomong sama dia." Angga menoleh.

Saat Putri hendak lagi bertanya, teman perempuannya menahan pundak Putri supaya mundur dari posisi Angga.

"Cepetan!" Angga menahan tangannya yang gatal ingin menarik krah seragam Rio.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, Rio mengikuti Angga dari arah belakang. Rio tau apa yang akan Angga bicarakan, pasti tidak jauh dari persoalan Nayla. Rio paham, makanya dia diam.

"Gue nggak apa-apain Nayla." Rio membela diri.

"Kenapa lo berani-beraninya mau sentuh Nayla?!" tanya Angga tegas sambil menatap tajam tepat di depan wajah Rio.

Rio membuang pandangan, "Gue khilaf."

"Terus? LO PIKIR GUE TERIMA KE-KHILAFAN LO ITU HAH?!"

Bugh!

Angga memukul pipi Rio membuat cowok itu mendesis.

Rio meludah guna menghilangkan efek nyeri di sekitar tulang pipinya.

"Dia yang mulai duluan!" Rio kembali berdiri tegak membantah ucapan Angga.

"Dasar brengsek! Cewek mana yang mau diajak ngentod sama cowok ingusan kaya lo njir! Sekarang Nayla trauma, dia nggak berani sekolah kan? Lo pukulin dia maksud lo apa?!"

"Lo marah gara-gara Nayla nggak mau lo ajak ngentod hah? Memang lo mau tanggung jawab? Masih untung dia inget masa depan, kalau sampai terjadi apa-apa gimana? Mikir cok mikir!" Angga berkata pelan namun penuh penekanan.

"Gua bener-bener khilaf." Rio menunduk kaku.

"Giwi binir-binir khilif." Angga menirukan ucapan Rio. "Terus Nayla gimana cok! Dia nggak bakalan nyaman di kelas atas apa yang udah lo lakuin ke dia."

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang