Happy Reading, semoga suka sama alurnya ya...
4 TAHUN KEMUDIAN...
Kini remaja laki-laki bernama Angga yang dulu masih berusia tiga belas tahun, kini telah tumbuh menjadi lelaki yang tampan berusia tujuh belas tahun. Ia sekarang bersekolah di SMA Lentera, sempurna sudah jejak sekolah yang ia timba untuk belajar.
Angga berhasil masuk ke sekolah-sekolah impiannya, mulai dari SMP Cakrawala yang terkenal dengan prestasinya, dan sekarang ia diterima di SMA Lentera yang unggul akademiknya.
Lelaki kelahiran Maret tersebut telah duduk di bangku kelas 11. Mengambil jurusan IPA karena ketertarikannya dengan hitung menghitung dan rumus kimia.
"Mie lagi, mie lagi." Nayla menggelengkan kepalanya jengah melihat Angga menyantap mie panas yang sepertinya baru ia tuang dari atas panci.
"Lu kelamaan." Timpal Angga melirik Nayla sekilas.
"Yuadah berarti nanti abis pulang sekolah lauknya di panasin, sekarang gue masukin ke kulkas." Nayla berjalan ke pojok dapur memasukkan lauk yang ia bawa untuk Angga.
"Kayanya nanti gue jajan aja deh, belum masak nasi juga soalnya." Ujar Angga disela menyantap mie kuah.
"Yaampun Mas, lo ini pemalas banget sih! Makan maunya instan mulu, usaha dikit lah." Sembur Nayla.
Angga diam, jika ia membantah Nayla sama saja ia mencari gara-gara dengan gadis itu. Nayla tumbuh menjadi gadis yang galak, ia bahkan mengikuti ektra Taekwondo di Lentera.
"Gue abis pulang sekolah mau mampir kerumah Ibu," Angga mengganti topik obrolan lain.
"Gue ikut, lama nggak ketemu Zeni."
Zeni ialah adik Angga yang sekarang telah berumur empat tahun.
Angga mengangguk setuju.
Seperti biasa, Angga kerap berangkat sekolah bersama Nayla. Rupanya tetangga dekat yang sudah ia anggap sebagai adik itu juga mengikuti seluruh jejak sekolah yang Angga tempati.
Nayla juga bersekolah di Lentera, ia kelas 10 IPA 2. Namanya cukup dikenal di kalangan kakak kelas berkat kedekatannya dengan Angga. Ngomong-omong, Angga termasuk siswa populer di Lentera.
Entah mengapa Angga juga tidak tau sebab akibat dirinya banyak dikenal murid Lentera. Semenjak ia masuk dalam club basket dan berteman dengan deretan kakak kelasnya ia menjadi sering mengikuti event yang diadakan Lentera.
"Gue duluan ya." Angga melepas helm nya lebih dulu lalu melenggang pergi meninggalkan Nayla.
"Maaas!" Nayla menghentakkan kakinya kesal.
"Tunguuuin!" Nayla berlari menyusul Angga, padahal Angga berjalan tidak berlari namun langkah kaki lelaki itu lebar membuat Nayla kesulitan.
"Apasih gue mau kesana." Angga menunjuk geng nya yang berkumpul di pos satpam.
"Anterin gue dulu, gue takut." Nayla menarik pergelangan tangan Angga.
"Takut kenapa?" Angga menatap Nayla dan berhenti berjalan.
"Kalau lu parkir disini, berarti gue harus lewat kelas dua belas, anterin gue nggak berani. Mereka tuh kalau sama gue tatapannya sangar banget." Nayla bergidik ngeri membayangkan.
Angga mengesahkan nafasnya jengah, "Yuk!"
"Ngga?!" Seru temannya dari kejauhan.
"Nganterin dia dulu." Sahut Angga sambil menunjuk Nayla yang menyengir kuda.
Abi membalas acungan jempol di atas kepalanya.
Setelah menghantar Nayla ke kelas, ternyata bell sudah berbunyi sehingga seluruh siswa cekatan masuk ke kelas masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]
ChickLit#1Kanker (06 Februari 2023) Tentang Angga, remaja malang yang merindukan kasih sayang.