49: Tidur Lebih Dulu

5.2K 233 70
                                    

Siapkan hati kalian🧡

Happy Reading ....
Barang hanya untuk membuka mata, hari ini sangat terasa menyakitkan. Seluruh tubuh Angga terasa begitu nyeri, padahal yang ia lakukan sejak tadi hanyalah berbaring dan berbaring. Bibir tipisnya bergetar menahan dingin, selimut yang digunakan untuk penutup tubuh Angga peluk seerat mungkin.

"Angga ... Nak." Lesti menempelkan punggung tangannya di atas kening Angga. Suhu tubuhnya semakin tinggi ketimbang semalam.

"Makan ya, kamu dari pagi belum makan ..." Lesti berucap pelan menyadarkan Angga yang masih setia terpejam.

Mulut Angga terbuka menghembuskan nafas, anak itu dalam keadaan sadar. Hanya saja tubuhnya drop hari ini, Angga juga tidak tau kenapa. Dia tidak bisa merasakan secara jelas seperti apa rasa sakitnya. Sakit, semua terasa sakit tanpa bisa di keluhkan.

"Kamu mau apa hm? Mau makan apa, Ibu beliin,"

"Buk ..." Angga membuka matanya pelan, kepalanya ternyata pusing bukan main. Kamar rumahnya seolah berputar tanpa henti membuat Angga kembali terpejam.

"Apa, mau apa Nak?" Lesti membasahi kain kompres yang telah mengering.

"Badanku sakit semua." ujar Angga serak.

Lesti menghela nafas, "Kamu kenapa nggak mau ke rumah sakit Ngga? Ke rumah sakit yuk, jangan bandel Ibu nggak tega lihat kamu kesakitan sayang." Lesti sudah membujuk Angga ke rumah sakit beberapa jam lalu, namun Angga menolak keras.

Angga membisu tanpa menjawab, tenggorokannya bahkan ikut sakit sekarang.

"Ibu ikut sakit lihat kamu ndak mau bangun begini, ayo Angga semangat! Ibu percaya kamu pasti bisa lawan ini semua. Kamu mau apa hem? Ayo bilang sama Ibu kamu mau apa, ayam goreng? Opor ayam? Apa aja Ibu buatin sekarang."

Angga menyunggingkan senyuman tipis, "Angga pingin ketemu Bapak Buk, pingin banget lihat Bapak."

Lesti seketika murung, "Bapak lagi Bapak lagi, Ibu udah bilang Angga, Ibu ndak mau kita berhubungan sama Mas Rahmat lagi."

"Tapi Buk ... Angga pingin ketemu Bapak, hari ini aja." Angga menatap Lesti memohon.

"Enggak sayang, jangan ya? Ibu turutin semua kemauan kamu asal jangan itu ya?"

"Hari ini aja, hari ini Angga janji ..." Angga berusaha meyakinkan sang ibu.

Lesti menggeleng sebagai jawaban.

"Enggak." Keras kepala Lesti sama dengan Angga.

Angga menatap Lesti tanpa bersuara lagi, bayangan Lesti perlahan mengabur disusul bayangan hitam yang membuat seluruh penglihatan Angga gelap saat itu.

"Y-yaudah ..." sambung Angga meremas selimut sisi kanan dan kirinya.

"Buk aku tidur lagi ya, nga--" Belum selesai melanjutkan ucapannya sadarnya seperti di bius secara paksa, membuat Angga tak kuasa menahannya.

Lesti menambah satu kain guna menyelimuti tubuh putranya.

"Maaf sayang, keinginan kamu terlalu sulit Ibu turutin." Lesti melipat bibir menahan hawa panas dari mata.

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang