43: Collapse

3.1K 211 18
                                    

Dimohon tinggalkan jejak sebelum mulai membaca.

1 hari aku update new chapter, views 100an tapi votenya baru 43 ..... sedih.

---000---

Satu tangan Angga memegang pinggang bagian bawah. Nyeri yang terdapat di punggung membuat Angga sedikit kesakitan ketika menggendong tas ransel yang tentunya tidak ringan.

"Jalan kamu kenapa bungkuk begitu?" tanya Putri yang baru sadar.

Angga terkesiap, segera ia menurunkan tangannya lalu mencoba menegakkan tubuh.

"Enggak." Angga tersenyum tanpa memperlihatkan nyeri di sekujur tubuhnya.

"Pinggang kamu sakit?" Putri memperhatikan pinggang Angga yang tertutup dengan seragam olahraga.

"Pegel biasa kok." jawab Angga santai.

Agaknya gadis itu merasa canggung setelah Angga berani menciumnya semalam. Sejak berangkat hingga sampai di sekolah, ia terlihat salah tingkah sendiri apabila Angga sudah menatapnya.

"Harusnya kamu kemarin buka mulut sayang," Satu tangan Angga naik menggapai pundak Putri.

Pipi Putri memerah menahan malu.

"Dasar mesum!" Putri menepis tangan Angga pelan.

Angga tidak menyerah, ia kembali mengejar Putri lalu merangkul pundaknya seperti tadi.

"Maaf ya, aku udah nakal kemarin." ujar Angga berbisik pada telinga kiri Putri.

Cup.

Bola mata Putri melebar seketika setelah Angga kembali berani mengecup pipi kirinya dengan begitu santai.

PLAK!

"Aduh .... sssh .... kok aku ditampar?"

"Mesum banget sih! Ini disekolah!" Putri memukul pundak Angga kesal. Angga membuat kedua pipinya tersipu malu, cowok itu benar-benar kurang ajar!

"Habisan kamu gemeshinnya kelewatan, aku kan jadi pengen cium." timpal Angga.

"Nyebelin! Tau ah aku bete sama kamu!" Putri berlari meninggalkan Angga yang masih cengengesan.

---000---

"Lo udah berangakat?" Samuel menyambut kehadiran Angga di kelas, pasalnya kemarin waktu Samuel datang ke rumah cowok itu dia masih terlihat rapuh. Namun berbeda dengan pagi ini, Angga lebih terlihat fresh.

"Hoo, ngapain di rumah terus. Bosen." timpal Angga.

"Nanti kita mau pengambilan nilai lari. Lo mau ikut nggak?" tanya Samuel pelan.

"Pengambilan nilai, ya jelas ikut lah."

"Minum dulu obat lo."

Seluruh murid kelas 12 IPA 3 berjalan menuju lapangan yang terletak di gedung dua. Lapangan tersebut memiliki lebar yang sangat luas sehingga sering digunakan sebagai tempat pengambilan nilai waktu pelajaran olahraga.

Sebenarnya lapangan yang terletak di gedung satu juga luas, tetapi tidak efektif. Ketika jam istirahat lapangan tersebut menjadi ramai, dan mengecohkan konsenterasi murid-murid. Ada yang izin beli minum, ada yang malah ngobrol dengan kelas lain. Maka gedung dua pun sepakat digunakan sebagai tempat pengambilan nilai.

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang