Epilog

3.8K 157 26
                                    

"Dasar lonte." Panji merutuk perempuan muda yang berpangkuan dengan laki-laki lain.

"Siapa yang lonte?" Perempuan yang diketahui bernama Monik itu lekas berdiri dari pangkuan lelaki.

"Kamu lonte, matre perebut suami orang, suami siapa lagi ini?" Panji menantang.

"Jaga bicaramu Mas!" Monik menunjuk tidak terima.

"Kenapa? Tidak terima? Udah dibayar berapa semalam, apakah tarifnya lebih besar dariku? Berani kamu selingkuhin aku HAH?!" Panji menarik rambut Monik ke belakang.

"Hey! What are you doing?!" Laki-laki yang tengah bersama Monik tadi berdiri mencengkeram tangan Panji.

"Matamu buta? Nggak usah sok inggris brengsek!" Panji semakin menarik rambut Monik membuat wanita itu menjerit.

"Help me, Mark! Help me!" teriak Monik kesakitan.

[Tolong aku, Mark! Tolong aku!]

BUGH!

Laki-laki itu mendorong tubuh Panji kasar, lalu membogem sudut bibir Panji cukup keras.

Panji meludah di dalam rumah Monik. Sambil memegang pipinya yang ikut ngilu, Panji menatap nyalang ke arah dua manusia yang berdiri di hadapannya.

Cuih!

Dengan berani Panji meludah tepat mengenai wajah lelaki bule muda itu.

"$hit!" umpatnya mengusap wajah.

Monik menutup mulutnya menggunakan kedua tangan, sebentar lagi akan terjadi keributan besar.

"DARE YOU SPIT IN MY FACE?!" Lelaki bule menarik kemeja Panji.

[BERANI ANDA MELUDAH DI WAJAH SAYA?!]

"Wow, bule beneran ternyata." Panji melirik Monik.

Cuih!

Lagi. Panji mengumpulkan cukup banyak air liur kemudian ia ludahkan di hadapan lelaki itu.

Lelaki bule itu memejamkan mata.

Tangan kanannya meraih vas bunga yang menjadi hiasan kamar tamu rumah Monik.

Duagh!

Tidak sampai membuat vas bunga yang terbuat dari keramik tebal itu pecah tapi lukanya cukup membuat pelipis Panji berdenyut nyeri.

Darah segar perlahan mengalir dari kening Panji.

"Leave now before i kill you." kata lelaki itu penuh penekanan.

[Pergi sekarang sebelum aku membunuhmu]

Bugh!

Masih memiliki banyak tenaga, Panji menendang bawah perut lelaki itu. Lelaki itu seketika meringis kesakitan.

"Honey, are you okay?" Monik mendekat kawatir, ia ketar-ketir akan nasib aset lelaki itu.

[Sayang, apakah kamu baik-baik saja?]

"$hit!" Dia mendongak menatap Panji penuh dendam.

"Balikin semua barang-barang yang kamu beli menggunakan uangku," ujar Panji seraya mengusap jejak merah di keningnya.

"Hah? Mana bisa. Kamu yang udah ngasih ke aku." Monik menggeleng.

"AKU BILANG BALIKIN!" Panji mengamuk, ia menendang meja ruang tamu hingga meja itu terbalik.

Wajah cowok bule itu merah menahan amarah. Ia sudah geram atas kelukan Panji yang membuat kegiatan ena-ena bersama wanita lontenya menjadi berantakan.

Prang!

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang