48: Permintaan Angga

3.9K 211 26
                                    

Happy Reading...
Ketika sholat isya' Angga melaksanakan secara berjama'ah bersama ibu dan adiknya. Mengenakan sarung bermotif kotak-kotak warna hitam, atasan kemeja putih lengkap dengan peci hitam di kepala.

Pertanyaan tadi tidak terlalu Angga ambil ke hati, apapun itu Angga tetap bersyukur Ibu sudah kembali ke rumah. Menginjak rakaat kedua Angga mendadak batuk keras membuat bacaan surah al-fatihah berhenti sejenak. Mau tak mau Lesti sedikit mendongak, untung shalat kembali berjalan dengan lancar walau masih diiringi batuk yang mendera Angga.

Angga hampir terhuyung setelah bangun dari sujud, kepalanya serasa berputar seperti vertigo yang tengah menyerang. Namun sebisa mungkin ia tahan sampai selesai shalat.

"Ngga, kamu nggak papa?" Selesai salam Lesti buru-buru merangkak ke depan.

"Nggak papa kok Bu," Angga tersenyum samar, mengerutkan kening kemudian menggelengkan kepala pelan mengusir pusing yang menganggu.

Lesti semakin kawatir Angga kembali terbatuk lagi, wanita itu mengusap punggung Angga, "Nak kok batuknya gigil banget sih ... Ibu ambilin air ya." Lesti melepas bawahan mukena kemudian berjalan ke dapur.

Angga tidak menyahut, ia menelan seperti gumpalan yang ada di dalam mulutnya, yang jelas Angga menelan itu semua karena lemas ke kamar mandi dan tidak mungkin ia muntah di kamar Ibunya.

Namun dadanya terasa sakit sekali, Angga beranjak berdiri menutup mulut. Sesuatu menjalar panas hingga naik ke tenggorokan, Angga sudah berjalan sempoyongan keluar kamar namun darah di mulut tak bisa ia tahan. Angga tiba-tiba jatuh dengan tangan yang terkena muntahan darah.

"MAMA!!" Zeni berlari menyusul Lesti.

Lesti membawa gelas berisi air putih papasan dengan Zeni yang berlari kalang kabut.

"Mas Angga Ma!" Zeni menunjuk kamar Lesti sambil menghentak-hentakkan kaki.

Lesti berlari tak peduli akan air yang ia bawa sampai tumpah-tumpah di lantai.

"Angga ya allah Nak!" Lesti mengangkat kepala Angga yang sudah berada di atas lantai dengan batuk yang tak kunjung mereda, sepertinya ia tersedak darah yang keluar dari mulutnya.

Mata Lesti berkaca-kaca seolah akan menangis melihat begitu banyak darah di sana, "Ke rumah sakit ya, Ibu pinjam mobil tetangga ..." Lesti mendekap Angga yang sudah lemas.

"N-nggak usah Bu, Angga n-nggak pa-pa k-kok." sahut Angga memejamkan mata.

"Enggak Sayang, kamu sampai keluar darah banyak begini. Ke rumah sakit kamu masih kuat kan?"

Angga menggeleng, "Mau ke k-kamar Bu," ucap Angga.

"N-nggak mau ke rumah s-sakit." sambungnya.

Lesti menuruti kemuan Angga, memapah anak itu menuju kamar miliknya. Kasur paling nyaman dari tempat tidur jenis apapun.

"Kemeja kamu ganti dulu yah, ini kotor." Lesti menghampiri lemari Angga yang terbuat dari kayu.

"Bisa pake sendiri." Angga membuka kancing kemeja putihnya yang ternodai.

Setelah memberikan obat, Lesti mengambil kemeja Angga dan gelas yang berisi air tadi.

Angga Sayang Ibu✔️[Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang