Chapter 5

46 8 1
                                    

Alice mencari Edward di kantornya, namun ia tak ada disana. Alice meneleponnya. "Edward aku butuh bantuanmu,

'Ada apa?' tanya Edward di ujung sambungan.

"Temui aku di cafe Bluemoon sekaran Ed, aku benar benar butuh bantuan mu,"

'Aku akan kesana setelah makan siang,'

Edward menutup teleponnya, ia agak ragu untuk memenuhi permintaan Alice. Terakhir kali ia datang kesana Daven menatapnya dengan tatapan penuh amarah.

Alice
Cepat lah Ed kita tidak punya banyak waktu lagi

Edward
Iya,
aku menuju kesana

Edward meneguk segelas darah hewan dan membersihkan mulutnya agar tidak ketahuan orang lain. Ia segera menuju cafe milik Daven. Disana Alice sudah menungguhnya, "Ada apa?" Edward tetap siaga jikalau ini jebakan.

Alice menggandengnya dan mengajaknya naik tangga menuju kediaman Daven. Edward mencium bau yang membuatnya muak, ya, bau werewolf sangat kental disekitarnya. "Apa maksudmu mengajakku kemari?"

Daven dan beberapa rekannya yang mencium keberadaan Edward langsung menujukan pandangan ke pintu masuk. Mereka harus benar benar menahan amarahnya terlebih dahulu jika ingin Neona selamat.

"Aku membawanya Daven," kata Alice sesampainya di kamar Neona.

Edward melihat ke atas ranjang, telinganya kembali memerah. Iris matanya berubah lagi, ia mencoba mengatur nafasnya. Perasaannya menggebu saat melihat Neona, ia gadis yang kemarin ia tangkap saat jatuh dari atap. 'Dia werewolf? Mate ku seorang werewolf!?' batinya.

"Dia terkena racun dari seorang vampire, aku harap kau bisa membantu kami untuk mengeluarkan racun dari tubuhnya," jelas Daven, suaranya sedikit menahan amarahnya.

"Aku harus menghisap darahnya?" tanya Edward.

"Itu satu satunya cara, keluarkan racun dari darah Neona. Racun itu tak akan melukaimu," timpal Eric.

Edward meneguk liurnya sendiri, ia mencoba menahan nafsunya. Pertama ia sudah lama tak meminum darah manusia. Kedua, yang akan ia hisap darahnya ini adalah Mate nya. Ia takut hilang akal saat melakukannya.

Daven menepuk pundak Edward, "Hilangkan racunnya, hanya racunnya," ia memberi penekanan di kalimatnya.

Edward mengangguk, "Tarik aku jika aku mulai kelihangan kesadaranku," ia melangkah dan duduk di samping Neona 'Apa aku bisa?,' ragu nya didalam hati. Ia mendudukan Neona yang masih lemas dan menyandarkan gadis itu di tubuhnya. Tubuh Edward merasa sedikit panas dan berkeringat. Padahal dia tak pernah seperti ini sebelumnya. Ia menyingkap rambut Neona dari lehernya agar dapat segera menancapkan taringnya.

Edward memulainya, ia menancapkan kedua taringnya dan membuat sedikit lubang di pembuluh darah Neona lalu menghisap darahnya yang mengandung racun. Neona mengerang dan meremas bahu Edward karena merasa sakit saat Edward menghisap darahnya. 'Astaga diamlah, aku akan segera kehilangan kesadaran jika begini,' Edward merasa tubuhnya semakin panas saat Neona menyentuhnya.

Iris mata Edward berubah menjadi merah, ia benar benar kehilangan kesadarannya. Gabriel langsung menariknya menjauh dari Neona, setelah mereka berdua terlepas Eric langsung memberi obat pada luka Neona agar darahnya berhenti mengalir. Ia menjahitnya dengan hati hati.

The Will of The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang