Daven dan Alice kembali, namun tidak dengan Neona. Ibunya mau minta agar dia tetap disana untuk beberapa hari. "Bukan kah ini pernikahan yang sangat menyenangkan?" kata Alice.
"Maksudnya?" tanya Daven, ia sedang mengelap meja. Rumah cukup lama ditinggal jadi debu dimana mana.
Alice menyemprot cairan pembersih ke kaca jendela, "Yah seru saja, kau tau? Rasanya seperti aku adalah karakter utama wanita di cerita yang sering ku baca,"
"Yang dia digigit serigala dan jadi She werewolf?" tanya Daven, baginya agak lucu saat Alice malah menikmati hal hal seperti ini.
Alice mengangguk, "Yep, bedanya aku tidak bisa lompat kesana kemari seperti mu. Tapi bagus lah, aku tidak perlu berkelahi,"
"Dasar, rumah sepi ya? Tidak ada yang berisik," Daven memandang pintu kamar Neona.
"Siapa bilang? Masih sama saja, bedanya sekarang yang berisik hanya satu orang," jawab Alice. Ia selesai mengelap kaca jendela dan itu merupakan tugas terakhir nya.
"Oh yaa?" Daven memeluknya dari belakang, "Karena tidak ada yang menganggu jadi kita bisa berisik sesuka hati,"
"Kau ini," Alice memukulnya dengan serbet, "Rumah sudah bersih, kini saatnya otakmu yang di bersihkan,"
"Ayo coba bersihkan," Daven makin menempel pada Alice. Seperti anak anjing dengan majikannya, "Tidak bisa kan?"
"Sudah ya suamiku, aku lelah karena bersih bersih," Alice melepas pelukan Daven.
"Iya istriku, silahkan istirahat untuk besok,"jawab Daven manis.
"Besok ada apa?" tanya Alice.
"Besok? Produksi lah," jawab Daven.
"Ha?" Alice menatapnya aneh. "Produksi kopi, kan mau buat menu baru gimana sih?" Daven mempermainkannya.
"Terserah," Alice meninggalkan Daven ke kamar.
*
Edward kini sedang bersama Julio, Joshua, Jaden dan Jace. Entah apa tujuan mereka membuat sidang kecil untuk Edward. "Ed, apa yang sedang terjadi?" tanya Julio.
"Apa? Tidak terjadi apa apa," jawab Edward.
"Jangan bohong Ed, beritahu kami sebelum kami tahu dengan sendirinya. Iyakan Jace?" Joshua tersenyum pada Jace yang seakan telah mengetahui segalanya.
"Kalian gila, menyerang pernikahan temanku sendiri. Maksudku jika kalian memang ingin bersenang senang carilah tempat lain," Edward kesal, ia merasa bersalah pada Alice terlebih lagi Neona jadi terluka gara gara ini.
Julio tersenyum "Kini kau berpihak pada mereka Ed?"
"Bukan seperti itu! Sudah lah jangan ganggu aku!" ia pergi meninggalkan mereka berempat dengan perasaan kesal.
Edward nampak gelisah, ia kalut dengan pikirannya sendiri. Apa ia masih dapat menemui Neona? Bahkan jika dia bertemu Alice nanti apakah ia sanggup? Bukan Edward yang mengacaunya tapi dia adalah bagian dari pengacau pengacau itu. Rasa bersalah dan malu seketika memenuhi perasaannya. Ia hanya duduk di atas pohon sambil mentap bintang bintang, 'ini menyebalkan aku harusnya jadi manusia saja.'
**
Daven terbangun karena suara langkah kaki di atas atapnya, ia membangunkan Alice. "Kau dengar itu?"
Alice mengangguk, ia juga mendengarnya. "Tikus? Tapi kenapa langkahnya terdengar tidak seperti tikus?"
Daven mengikuti langkah kaki tersebut dengan perlahan, hingga ia sampai di kamar Neona. Ia langsung membuka pintunya, sekelebat bayangan kabur lewat jendela. Kamar Neona berantakan, entah apa yang di ambil oleh pencuri tadi namun buku buku Neona berserakan. Seperti nya ia mencari sesuatu disini, dapat atau tidaknya Daven kurang tahu. Ia harus menanyakannya pada Neona dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Will of The Moon
Hombres Lobo"Dihadapan bulan kami membuat sumpah dan hal itu tidak akan pernah terlanggar. Aku akan selalu menjadi matamu dan kau akan selalu menjadi penenangku" Sebuah kisah yang sudah terlampau jauh untuk diingat oleh Alice kembali berlanjut. Namun semuanya t...