Hari ini hari ujian terakhir Neona, Edward sengaja menunggunya digerbang saat jam pulang. Sudah sejak dua bulan kepulangan Neona, namun mereka belum sempat bertemu.
"Ed!" Neona memeluk Edward seketika saat melihatnya. "Aku merindukanmu,"
Edward lupa sejenak akan rasa marahnya saat melihat Dino dan Neona beberapa waktu lalu, "Aku juga merindukan mu,"
Neona mendongakkan kepala dan tersenyum, "Apa yang terjadi saat aku pergi?"
"Tidak ada, hari ku hanya sepi," Edward mengelus kepala Neona. Ia membiarkan Neona memeluknya lebih lama, Edward mengecup ujung kepala Neona. "Kau baik baik saja?"
Neona mengangguk, "Mau ikut denganku?" tanya Edward.
"Kemana?" Neona melepas peluknya.
"Kerumah, dirumah sedang tidak ada siapa siapa. Ayo nonton film sambil rebahan, ini hari terakhir mu ujiankan?" ajak Edward.
Neona mengangguk, "Baiklah," mereka mampir ke supermarket untuk belanja camilan. Setelahnya mereka pergi ke rumah, sekaligus markas kelompok Edward.
"Wuah, rumahmu besar sekali," Neona kagum dengan Rumah itu, besar, mewah, megah. Tentu saja, bangunan ini mirip castle. Dengan beberapa renofasi sentuhan modern minimalis, walau remang remang ini Neona masih dapat melihat jelas.
"Karena kami tinggal bersama," Edward menggandengnya melewati tangga.
Sampailah mereka berdua di kamar Edward, "Kasurmu empuk Ed," Neona melompat lompat di ranjang Edward.
"Kau mau?" Tanya edward sambil memilih film di tv kamarnya.
"Tidak, ini tidak akan muat di kamarku," Neona turun dan menghampiri Edward dan memeluknya. "Kau mau lihat yang mana?"
"Bagaimana yang ini?" tanya Edward.
"Kenapa harus lihat Vampire jika dirimu sendiri Vampire?" protes Neona.
Edward mengerutkan dahinya, "Tahu darimana aku Vampire?"
"Matamu berubah ubah Ed," Neona tersenyum.
Mereka berdua merebahkan diri di ranjang sambil menonton film yang dipilih Edward. Neona bersandar di dada Edward, tangan mereka bergandengan sepanjang film.
"Kau pernah meminum darahku, apakah kau juga seperti itu?" tanya Neona setelah melihat scene vampire pria yang meminum darah matenya lalu mendapat efek seperti habis mengkonsumsi obat terlarang.
"Tidak seperti itu, itu berlebihan. Tapi aku sedikit merasa hidup kembali," jawab Edward.
Neona duduk dan menghadap Edward, ia menjulurkan tangannya. "Kau menyukainya?"
Edward mengangguk, "Untukmu," ia mengulurkan tanganya untuk Edward.
"Apa? Kau mau aku meminum darahmu sekarang?" tanya Edward.
Neona mengangguk, "Kau bilang kau merasa hidup kembali,"
Edward memegang pergelangan tangan Neona, "Kau yakin? Nanti sakit,"
"Yakin, rasanya seperti digigit vampire kan?" mengingat ini bukan pertama kalinya Edward meminum darahnya.
Edward menusuk nadi Neona di pergelangan tangannya dan meminum darah Neona. Secukupnya, tak ingin Neona kembali tersiksa seperti waktu itu.
"Kau menyukainya?" tanya Neona lagi.
Edward mengangguk dan tersenyum, ia mendekat dan meraih tengkuk Neona. Bibirnya melumat bibir Neona penuh gairah, tentu saja seperti yang kubilang selama ini. Vampire punya hasrat sendiri jika bersama Matenya. "Menginaplah untuk malam ini Neona, aku berjanji kau tidak akan melupakannya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Will of The Moon
Werewolf"Dihadapan bulan kami membuat sumpah dan hal itu tidak akan pernah terlanggar. Aku akan selalu menjadi matamu dan kau akan selalu menjadi penenangku" Sebuah kisah yang sudah terlampau jauh untuk diingat oleh Alice kembali berlanjut. Namun semuanya t...