Esok telah tiba, Neona terbangun dalam pelukan Dino. Ia memeluk kembali Dino, ia tak ingat apa pun kejadian yang kemarin. Apa yang kemarin ia lakukan? Apa yang terjadi padanya? Dia tak dapat mengingat satu pun.
Ia bangun dan pergi keluar kamar, Daven tersenyum melihat Neona. "Selamat pagi,"
"Kenapa?" tanya Neona.
Daven mendatarkan wajahnya, "Aku hanya mengucapkan selamat pagi,"
Ia mengabaikannya, "Ayaah," Neona memeluk Stephen, "Selamat pagi, "
"Lihat, kau jadi lupa padaku!" Protes Daven. Neona hanya mengejeknya.
Mereka duduk di kursi meja makan, Daven membantu Alice memindahkan sarapan. "Apa kau yakin Dav? Apa kau yakin semua akan baik baik saja?" tanya Alice.
"memangnya kenapa?" tanya Daven kembali pada Alice.
Istrinya diam sejenak, "Bukan kah kau hanya mengulang cerita?" Ia kembali diam untuk memikirkan apa yang akan ia katakan. "Maksudku, semua ini. Apa akan merubah segalanya?"
Daven jadi ikut diam, perkataan Alice tak sepenuhnya salah. Mengulang cerita? Apa semuanya akan berubah? Jika semua yang terjadi tetap pada garis takdir. Maka semuanya akan sama. Tapi tidak ada salahnya untuk mencoba.
Daven tak menjawabnya, ia hanya memindahkan makanan makanan ke meja. Dino keluar dari kamar Neona dan meregangkan tubuhnya. "Ah, punggungku sakit," ia berjalan menuju meja makan.
Daven dan Stephen menatapnya tajam, "Apa yang kau lakukan semalam?" tanya Stephen.
"Hm? Tidur, " jawab Dino.
"Kau melakukannya? Sudah berani rupanya, nyawamu ada sembilan?!" ucap Daven.
Dino menghela nafas,"Kau bilang aku boleh melakukan apapun, jadi aku tidak salah. Iya kan Neona?"
Neona hanya mengangguk sambil memeluk lengan Dino.
"Astaga," Daven menutup mulutnya dengan telapak tangannya karena terkejut dengan pernyataan Dino, Stephen mengernyitkan dahinya dan memandang Daven. "Boleh aku memukulnya?" gumam Stephen.
"Ayo kita pukuli dia bersama," Balas Daven.
Alice Memandang aneh kedua pria yang sedang berbisik itu, mereka memperhatikan Neona dan Dino "Jovial, ayah mu tidak waras," ucap Alice.
"Tidak, ayahmu ini pintar," bela Daven. Jovial hanya mengomel dengan bahasa bayinya.
*
"Dav, mana Neona?" tanya Alice.
"Mungkin bermain main di luar," Jawab Daven yang sibuk mengajak Jovial bercanda. "Astaga putraku tumbuh besar," ia menggendong Jovial.
"Akhir akhir ini dia banyak tertawa," Ucap Alice.
Jovial tersenyum sambil memainkan sendoknya. "Tumbuhlah dengan baik," kata Daven.
"Haii Jovial," Neona datang bersama Dino.
Daven menatap Dino, "Dari mana kalian?"
"Hanya jalan jalan, menikmati masa muda," jawab Dino.
"Kau ini lama lama menjengkelkan juga,"
Neona meletakkan bunga bunga yang ia bawa dimeja. "Kau mengumpulkannya?" tanya Stephen
Neona mengangguk sambil meletakkan kucing kesayangannya di atas meja, "Aku menyukainya,"
"Kau persis seperti ibumu," ucap Stephen.
Neona hanya tersenyum, "Aku juga ingin punya anak," ucap Dino yang sedang bermain dengan Jovial.
"Nikahi dulu adikku," Daven memukul pelan pipi Dino.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Will of The Moon
Hombres Lobo"Dihadapan bulan kami membuat sumpah dan hal itu tidak akan pernah terlanggar. Aku akan selalu menjadi matamu dan kau akan selalu menjadi penenangku" Sebuah kisah yang sudah terlampau jauh untuk diingat oleh Alice kembali berlanjut. Namun semuanya t...