Chapter 31

23 3 0
                                    

"Ada yang mencarimu Dav," kata Alice.

Daven meletakkan celemeknya di kursi, "Siapa?"

Stephen berada di ruang tamunya, Daven pikir bau Vampir yang ia cium tadi dari Neona. Mereka saling tatap, "Alice, bisa tinggalkan kami sebentar?"

Alice mengangguk, ia pergi ke dapur untuk melanjutkan masakan Daven. "Ada apa tiba tiba datang kemari?"

Mereka berbincang berhadapan duduk di sofa. "Batu itu, masih kau simpan kan?" tanya Stephen.

Daven mengangguk, "Ada apa?"

"Julio mulai curiga, ia berfikir aku menggunakannya untuk menghidupkan Helena. Jadi ada kemungkinan ia akan mencari Helena," ucap Stephen, "dan Neona, dia putri ku kan?"

Daven menurunkan pandangannya, dia tak tahu harus menjawab apa. Saat itu Alvin telah berbohong pada Hugo agar ia memberi tahu Stephen bahwa Helena dan putrinya telah tiada. Agar Stephen tak kembali mencari atau mengambil mereka berdua.

"Kebohongan kalian berdua melindungi Neona sampai saat ini, bahkan aku pun tak menyadarinya. Jace memberitahuku malam itu, aku memberikannya sebuah kalung milik Helena dan ia melihat semuanya. Tak penting memikirkan semua kebohongan mu saat ini, Kita harus melindungi ibumu dan putriku," jelas Stephen. Ia tak marah saat tahu Alvin berbohong padanya, ia hanya terkejut mengetahui fakta bahwa Mate bahkan putrinya masih hidup dengan baik.

"Aku tidak tahu apa yang seharusnya aku lakukan, aku tak ingin Ibu pergi dariku dan aku sudah sangat menyayangi Neona sebagai adikku. Aku tak ingin mereka pergi jauh atau terluka, mendengar kabar bahwa mereka sedang diincar oleh kelompokmu. Membuatku semakin khawatir, bagaimana dengan Edward? Apa dia tahu?" Daven kembali buka suara.

Stephen mengangguk, "Aku memberitahunya, Edward bisa menjadi bahaya untuk Neona juga. Kita tak pernah tahu apa yang ia pikirkan, bisa saja ia kembali memihak Julio,"

"Kau urus Edward, aku akan urus Neona. Jauh kan mereka sampai masalah ini selesai," ucap Daven. Mereka sepakat untuk kembali bekerja sama seperti dulu.

**

Neona memakai sepatunya, "Aku berangkat,"

"Langsung pulang ya, jangan kemana mana," ucap Daven.

"Kenapa?" tanya Neona.

Daven menatap nya, "Karena kita akan makan makan,"

"Tumben, siapa yang ulang tahun?" tanyanya lagi.

Daven tersenyum dan berbisik "Kau akan menjadi bibi,"

Neona menganga, "Benarkah?" dia ikut berbisik.

Daven mengangguk, "Aku tidak sengaja lihat tes kehamilan Alice, seperti nya dia menyimpan untuk memberiku kejutan. Nanti ayo kita pura pura terkejut,"

"Sudah berapa bulan?" tanya Neona.

Daven menunjukkan angka dua dengan jarinya. Neona mengangkat jempolnya, "baiklah, aku berangkat dulu,"

Ia berangkat, Dino sudah menunggunya di depan Cafe. "Lamanya,"

"Berisik," ujar Neona.

Dino memeluknya sepanjang jalan, "Setelah kelas, ayo makan diluar,"

"Gak, aku ada urusan," Neona menolak ajakan Dino.

"Sama Edward lagi?" tanya Dino malas, sudah pasti dia cemburu.

Neona menggeleng, "Pak Stepehen, dia menyuruhku membantu membuat laporan. Mau ikut?"

"Tidak, malas, pasti membosankan," jawab Dino. Dia sudah pasti tak akan mau.

Neona berdecih, "Kalau gitu pergilah,"

The Will of The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang