Alice mengantar kopi ke pelanggan yang rumahnya tak jauh dari Cafe Daven. Ia ditemani Neona, gadis itu sibuk mengunyah permen karet dan melihat bintang-bintang dilangit selama perjalanan.
"Kau belum bertemu Mate mu Neona?" tanya Alice.
Neona berfikir, "Sepertinya belum, tidak usah buru-buru aku juga belum bisa mengubah diriku menjadi seekor serigala,"
"Maksudnya?" Alice tidak paham, bukan kah dia adik Daven? Kenapa tidak bisa?
"Ya begitu, kita akan dapat berubah menjadi seekor serigala sepenuhnya pada umur sekitar 15-17 tahun. Tapi aku sampai umur 20 tahun pun masih tidak bisa," jelas Neona.
Alice mengangguk, "kenapa bisa begitu?"
"Mungkin karena ayahku bukan werewolf, ibu kami memang she-werewofl asli tapi ayah bukan. Dia juga baru berubah menjadi werewolf saat ibu mengigitnya, waktu itu umurku lima tahun. Ayah sangat kesakitan diperubahan pertamanya, kasihan," ia menggeleng pelan setelah menjelaskannya.
Alice jadi was-was, bagaimana jika Daven tak sengaja mengigit atau mencakarnya. "Tenang saja, nanti juga kau bisa. Lagi pula kau juga masih bisa loncat sana sini,"
Neona mengangguk, "Lalu kakak gimana? Kok sekarang bisa lihat? Apakah operasi itu tidak sakit?"
"Ya, aku mendapat pendonor mata saat umur 18 tahun. Kalau dibilang sakit ya aku merasakannya sedikit," kata Alice ia tersenyum dan mengacak acak rambut Neona. "Kata Daven kau menggemaskan, pantas saja dia tak mau meninggalkan mu sendirian," yah, tubuh Neona cukup kecil jika dibandingkan oleh orang orang dari rasnya. Dia sedikit berbeda dari anak perempuan keturunan werewolf yang notabene bertubuh tinggi dan berisi.
"Aa, kakak terlalu khawatir padaku. Bukan kah kalian akan menikah? Jadi kapan aku bisa dipanggil bibi oleh anak anak kalian?" Neona menaik turunkan alisnya.
"Kau ini," Alice mencubit perut Neona gemas. Dia jadi salah tingkah.
Mereka selesai mengantarkan pesanan dan kembali pulang. Ditengah perjalanan pulang, langkah mereka terhenti karena tiba tiba seorang pria berdiri didepan mereka. Neona yang punya insting untuk melindungi Alice langsung mundurkan Alice ke balik tubuhnya.
Pria itu mendekat. Ia mengenakan kemeja hitam, celana kain hitam dan sepatu pantofel. Kulitnya putih pucat, mata yang tajam dan senyumnya menyeringai menunjukan satu taring yang tak panjang tapi runcing. "Astaga aku dapat dua hari ini, keluar Josh katanya kau lapar," ucapnya. Lalu seorang pria muncul dibelakang Alice dan Neona.
"Apa mereka cukup? Aku mengajak Julio kali ini," ia datang bersama satu orang lainnya.
Neona meng-gandeng tangan Alice, "kak, kalau aku bilang lari. Lari ya,"
Pria didepannya mulai mengambil ancang ancang untuk menyergap mereka berdua. Saat ketiganya berlari menuju mereka Neona langsung menyuruh Alice untuk lari. "Ah sialan!" Neona sangat berharap ia dapat berubah sekarang agar Alice bisa dia bawa kabur.
"Mau kemana gadis manis?" Satu diantara mereka yang tadi dipanggil dengan nama Josh menghandang tepat didepan Neona.
"Aaa!!" Alice diseret oleh seorang pria lain menjauh dari Neona.
Joshua mendekat ke Neona, "Sepertinya kau bukan manusia, dari ras mana kau berasal gadis kecil?"
Neona mundur, ia mulai melolong memberi sinyal ke Daven bahwa mereka berdua butuh bantuan. Julio tersentak saat tahu bahwa satu diantara dua gadis ini adalah musuh alami mereka.
Jaden tertawa senang, "Jackpot, aku menemukan Werewolf malam ini," ia langsung menyerang Neona terlebih dahulu. Jaden mendorongnya ke tembok.
Neona memekik saat tubuhnya membentur tembok, dengan cepat ia menendang perut Jaden hingga pria itu mundur. "Lumayan juga serigala kecil ini, bantu aku Josh,"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Will of The Moon
Werewolf"Dihadapan bulan kami membuat sumpah dan hal itu tidak akan pernah terlanggar. Aku akan selalu menjadi matamu dan kau akan selalu menjadi penenangku" Sebuah kisah yang sudah terlampau jauh untuk diingat oleh Alice kembali berlanjut. Namun semuanya t...