Semakin hari rasa sakitnya semakin tak tertahankan. Daven penasaran apakah Alice merasakan yang sama? Namun sepertinya tidak, Alice nampak baik baik saja. Mereka saling diam akhir akhir ini, membuat Neona bingung. Sebenarnya mereka berdua ini kenapa? pasalnya jika mereka sedang bertengkar pasti tidak ada yang ingin bicara satu sama lain. Neona lah yang harus menyampaikan pesan dari satu ke satunya lagi, itu melelahkan.
"Pyar!" terdengar suara piring yang terjatuh dari dapur. Neona buru-buru menghampirinya, Alice terjatuh dan sudah tak sadarkan diri dilantai.
"Kak?" ia menggoyangkan badan Alice namun tak ada respon. Tak lama Charlie datang ke rumah dengan tergesa-gesa.
"Neona kakakmu," ia juga melihat Alice yang sedang tergeletak di lantai. "Ke-kenapa dia?"
"Ada apa? kakak kenapa?" Neona juga jadi panik.
"Entahlah dia juga jatuh pingsan," jawab Charlie.
Neona membangunkan Alice untuk dibawa ke kamarnya, "Bawa kakak kemari, taruh dia di kamarnya,"
Neona sangat bingung, ia tak tahu apa yang harus dilakukan. Kenapa mereka berdua sakit di waktu yang sama dan juga pingsan di waktu yang bersamaan?
ia segera menelpon Gabriel, "Gab berikan telponnya pada ibu,"
Gabriel langsung memberikan ponselnya pada Helena. "Ada apa Neona?"
"Ibu, kak Daven dan kak Alice pingsan. Mereka juga mengalami sakit dengan keluhan yang sama, tapi aku tidak tahu mereka kenapa. Aku harus bagaimana?" Jelas Neona.
"Jelaskan lebih detail Neona," Helena siap menyimak penjelasan Neona.
"Sekitar dua minggu yang lalu kakak mengeluh dadanya sakit, aku hanya memberinya heal seperti biasa karena aku pikir dia hanya kelelahan. Seminggu kemudian kak Alice mengeluh dengan keluhan yang sama, aku juga memberinya heal yang sama. Kalau dipikir pikir mereka selalu merasakan sakit di waktu yang bersamaan," jelas Neona.
"Bagunkan dulu mereka Neona," kata Helena di ujung sambungan.
"Tapi ibu bagaimana? aku tidak tahu," ia mulai merengek.
"Buka lagi bukumu, sebelum petang mereka harus benar benar bangun," pesan Helena.
Neona membuka dan mencari petunjuk dari isi bukunya, tapi dia benar benar tidak tahu harus bagaimana. Neona mencoba mengingat kejadian sebelum ini, ingatannya tertuju pada pertanyaan Daven tentang janji tak terlanggar. Ia mencari penyembuhannya namun tak dapat menemukan apapun. Tiba tiba ia mengingat Stephen, bukankah dia juga bisa melakukan Heal? Neona berdiri. "Charlie jaga mereka berdua, aku akan pergi sebentar," ia mengemasi tasnya dan bersiap loncat dari jendela.
"Kau mau kemana?" tanya Charlie.
"Mencari bantuan," Neona langsung melompat dan pergi secepat dia bisa keruangan Stephen, begitu sampai ia mencongkel jendelanya. Ia merasa seperti pencuri, tapi terserah yang penting kakaknya bangun.
Ia menggeleda isi ruangan Stephen, membaca semuanya secepat dan seteliti yang ia bisa. "Yoksi!" ia mendapatkannya, ia segera memasukkan buku Stephen ke tasnya dan kembali kerumah.
"Aku dapat!" Neona masuk dari jendela. Ia langsung membuka bukunya, mempersiapkan segalanya. Ini pertama kalinya ia menangani kasus seperti ini, ia harap ini akan berhasil.
"Kenapa tidak bisa? Apa ada ya salah?" ia bergumam dan terus mencoba.
Terdengar suara ketukan pintu, Dino membukanya. "Oh!" ia terkejut karena Stephen lah yang mengetuk pintunya.
"Dimana pencuri kecil itu?" tanya Stephen.
Dino tak paham, "Maksud bapak?"
"Neona, dia mencuri barangku," Stephen tak dapat melangkah masuk karena ia darah murni, artinya dia tidak dapat masuk kecuali pemilik rumah yang mengundangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Will of The Moon
Kurt Adam"Dihadapan bulan kami membuat sumpah dan hal itu tidak akan pernah terlanggar. Aku akan selalu menjadi matamu dan kau akan selalu menjadi penenangku" Sebuah kisah yang sudah terlampau jauh untuk diingat oleh Alice kembali berlanjut. Namun semuanya t...