Chapter 26

21 4 0
                                    

Charlie berhadapan dengan Julio, ia dibawa ke tempat yang jauh dari pusat keributan. Disana Julio membuat ilusi, Charlie terbawa dengan ilusinya. Membuat serigala ini bingung karena merasa sedang terkurung dalam sebuah labirin. Ia mendapat serangan secara berturut turut dari Julio namun Charlie tidak dapat menemukannya.

Kini mereka semua terpisah, menyebabkan keadaan di desa sedikit longgar. Para vampire mulai dapat memasukinya, mencari para penduduk yang bersembunyi dirumah. Jace yang berhadapan dengan Alvin pun tak perlu mengeluarkan banyak tenaga, serigala tua ini sudah lelah karena sebelumnya melawan vampire vampire lain.

Para She werewolf tidak tinggal diam, kini mereka ikut turun menghalau para vampire masuk. "Alice kau tetap disini, jaga para anak warga," pesan Helena.

Ia mengubah tubuhnya menjadi serigala berbulu coklat persis seperti milik Daven. Walau mereka wanita tapi mereka cukup mengerikan jika sudah marah. Sekarang sudah berapa vampire yang telah tewas ditangan mereka?

Daven,  Gabriel, dan Martin kembali. Melihat desa telah dimasuki mereka langsung menyerang kembali para vampire. Daven berlari ke arah tempat perlindungan, pikirannya langsung menuju Alice. Apa dia baik baik saja sekarang?

Alice yang menjaga anak anak pun sibuk menyalakan api, dibantu beberapa gadis mereka memasang obor di beberapa tempat. Jikalau vampire datang mereka bisa membakarnya.

"Rrrrr," Daven mengeram setelah menjatuhkan satu vampire didepan pintu masuk tempat persembunyian. Ia segera mengoyak dada musuhnya dan mengambil jantungnya, ia merusaknya dengan taring dan giginya. Membuat lawannya tewas. Setelah itu ia merubah dirinya lagi menjadi manusia, "Alice?"

"Dav?" Alice lari ke pintu, ia mengintip apakah itu benar Daven atau vampire yang mencoba untuk menipunya. "Daaaav," ia memeluk Daven.

"Kalian baik baik saja?" Daven membalas pelukan Alice.

"Kami baik baik saja, bagaimana keadaan disana?" Alice terlihat sangat khawatir.

"Sebagian dari mereka berhasil kami pukul mundur, kau tenang saja jaga mereka dan dirimu. Aku akan segera kembali," Daven pamit untuk kembali mengamankan desa.

*

Jaden mencekik leher Neona dan mengangkatnya, "Kau ini, andai saja kau menurut padaku. Tidak akan jadi seperti ini,"

Neona mengayun ayunkan kakinya, berharap bisa menendang Jaden. "Sialan!"

Mereka sama sama terluka, sebelumnya mereka berdua saling menyerang sebelum Neona kelelahan dan kehabisan tenaga. Tubuhnya sudah dibanting berkali kali oleh Jaden, beberapa bekas cakaran di lengan Neona juga mulai memberi reaksi rasa panas.

"Ayo kita sudahi saja permainan ini, aku sudah kesal padamu," Jaden mendekatkan tubuh Neona, ia menggigit leher Neona dan meminum darahnya.

Neona mengerang kesakitan, tangannya memukul mukul tubuh Jaden. Namun tak ada hasil, Neona merengek memohon kepada Jaden agar melepaskannya. Lama kelamaan Neona melemas, ia mulai menutup matanya.

Tiba tiba Jaden terseret dan membuat Neona terjatuh ke tanah. Edward datang sedikit terlambat, ia baru menyadari bahwa mereka melakukan penyerangan malam ini. Ia membawa Jaden ke atas pohon dan mencekiknya "Apa yang kalian lakukan disini?" matanya penuh amarah, apalagi melihat Jaden yang melukai Neona.

"T-tentu saja bersenang senang," jawab Jaden terbata bata karena dicekik Edward, meski begitu ia tetap mengeluarkan senyum liciknya.

Edward mengeratkan cengkeramannya, "Tarik mereka kembali atau aku akan menghabisimu disini,"

Jaden tersenyum, biasanya Edward akan mendukungnya tapi kali ini dia malah marah. "B-baiklah,"

Edward melepasnya dan Jaden langsung pergi untuk menarik kembali para vampire. Edward menghampiri Neona, kekasihnya sudah tergeletak tak berdaya di atas tanah. "Neona? Bangunlah,"tak ada respon, denyut nadi Neona melemah. Edward langsung menggendongnya dan membawanya pergi.

The Will of The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang