Chapter 36

20 5 0
                                    

"Perutku sakit hari ini, apa iya mau melahirkan?" ini bulan ke delapan, jika iya maka anak mereka akan lahir prematur bukan?

"Haruskah kita ke rumah sakit?" tanya Daven.

Cuaca malam itu tenang, langit sedang cerah. Bahkan kau dapat melihat bintang bertebaran di langit malam ini.

Daven menunggu di kursi depan ruang bersalin, kakinya tak bisa diam. Dia benar benar gugup, tak berhenti ia berdoa untuk keselamatan Alice dan calon anaknya. "Kenapa lama?" tanyanya.

"Dia sedang melahirkan bukan sedang bermain, bersabarlah," celetuk Neona.

Daven sesekali mengintip dari kaca yang ada dipintu. "Kenapa aku gak boleh masuk?"

"Nanti kakak menghambat pergerakan mereka," ucap Neona lagi. Dia yang paling tenang diantara mereka bertiga, bahkan Dino dan Charlie juga ikut gugup.

Setelah beberapa menit terdengar suara tangisan bayi, tangisannya sangat nyaring hingga terdengar dari luar. Wajah Daven jadi Sumringah, "Kalian dengar itu? kalian dengar itu?!"

Setelah proses persalinan yang menegangkan, Alice dipindahkan ke ruang lain. Setelah pengecekan kesehatan, si bayi pun menyusul keruang ibunya.

"Aaa aku jadi ayah,"  Daven menahan teriakan nya karena si kecil sedang tidur.

"Selamat,"  Charlie memeluk Daven.

Daven mengangguk, "Sekarang aku harus bagaimana?"

Mari kita biarkan para pria ribut sendiri. Neona dan Alice sedang menatap bayi laki laki yang baru lahir itu. "Dia bayi yang besar," ucap Neona.

"Hidungnya mirip Daven," Alice meneliti wajah anaknya.

Neona ikut menelitinya, "Matanya mirip denganmu,"

"Kita beri nama siapa?" tanya Alice pada Neona.

Neona berfikir, "Siapa ya? Hmmm Kevin? Noel? Alex? Matthew?"

"Jovial," celetuk Daven. "Namanya Jovial," Daven ikut memandang putranya. Hari ini adalah hari paling membahagiakan dalam hidupnya.

**

"Anakku yang tampan, astagaaaa dia menggemaskan sekali. Lihat ini Charlie dia sangat mengemaskan, persis seperti ku," ucap Daven.

Charlie hanya menganggukkan kepalanya, Daven sedang dalam fase sangat bahagia. Dia terus terusan memamerkan putranya ke semua orang.

Alice beristirahat di kamar, kling! Suara ponsel Alice. Sebuah pesan masuk, ia membacanya dengan serius lalu membalasnya. Entah apa yang ia ketik di pesannya, itu mungkin bisa jadi pesan yang panjang.

Ia menghela nafasnya, raut wajahnya nampak bingung. Aku jadi penasaran apa yang sedang ia pikirkan.

Daven masuk ke kamar membawa Jovial, "ayo kita pulang ke rumah ibu untuk memperkenalkan Jovial,"

"Jangan sekarang, tunggu dia sampai sedikit lebih besar," jawab Alice.

Daven duduk disamping Alice, "aku tidak ingin dia cepat besar, bagaiman jika dia akan jadi seperti ku?"

"Kenapa?" Alice memeluknya, "Kau orang yang baik dan hebat, jangan seperti ini Dav. Aku jadi sedih,"

Suaminya mengangguk, "maafkan aku,"

"Aaaa tidak perlu minta maaf," Alice mengeratkan pelukkannya. "Ngomong ngomong apa besok aku boleh keluar sebentar? Grace ingin bertemu denganku dan Julio,"

"Boleh, besok ku antar," ucap Daven.

Alice mengangguk, ia keluar kamar untuk mengambil minum. "Neona?"

The Will of The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang