Chapter 37

25 4 1
                                    

Pemakaman Alvin dan Helena telah dilakukan, kesedihan Daven tak dapat dibendung lagi. Ia sangat terpukul dengan kepergian kedua orang tua mereka. Harusnya dia melindungi mereka berdua saat itu, jika dia mampu tak akan jadi seperti ini. Begitu pikirnya.

Mereka semua merasa kehilangan, Alice mencoba menenangkan Daven. Ia memeluknya, "Ini bukan salahmu Dav,"

"Ini salahku Alice, seharusnya aku bisa melindungi mereka berdua," ucap Daven.

Alice menepuk pundaknya, "Kau sudah melakukan sesuai kemampuan mu Dav, ini semua sudah takdir. Jangan salahkan dirimu atas hal diluar kuasamu,"

"Jika saja, jika saja Neona tidak hadir diantara kami. Ayah dan ibu tidak akan pergi secepat ini," ujar Daven. Mengapa tiba tiba dia mengatakan hal seperti itu? Bukankah melindungi Neona juga merupakan kesepakatan yang ia buat dengan Alvin secara sukarela?

"Dav, kau tidak boleh mengatakan hal seperti itu. Neona itu adikmu," Alice menyadarkan Daven.

Daven menatapnya, mengapa iris mata Daven menjadi merah? "Ini salahnya Alice! Ini semua karena dia!" suaranya meninggi.

Alice tau, dihadapannya bukan Daven yang ia kenal. "Dav, sadarlah Dav,"

Setelah mengatakan kebenaran tentang Neona yang tidak mengenakkan, ia kembali sadar. Namun terlambat, Neona sudah mendengar semuanya. Ia menunduk, "Maaf aku mengganggu," ia pergi meninggalkan rumah.

Alice mengejarnya, namun Neona sudah pergi jauh. "Apa yang terjadi Alice?" tanya Daven.

"Kau benar benar mengacaukan hatinya Dav," ucap Alice.

Karena penyerangan kemarin, Stephen, Hugo, dan Jace kini berada di tahanan. Mereka ditahan, kekuatan mereka dibatasi. Stephen berusaha tabah, ia tahu akan begini akhirnya jika ia membangkang.

"Minta tolong lah pada putrimu Stephen," ucap Jace.

Stephen memandangnya, "Kau telah melihatnya?"

Jace mengangguk, "Aku tidak ingin melibatkan dia," ujar Stephen.

"Kau tak bisa menghindari takdir mu," ucap Jace.

Hugo mengirim seekor serangga ilusi keluar sel tahanan. "Aku bisa, aku akan melindunginya," ucap Stephen tanpa ragu.

Jaden menghampiri mereka, "Jade, kau tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Masih belum terlambat untuk merubahnya," ucap Jace.

"Apa imbalan ku?"

*

Kini terjadi perpecahan di dalam keluarga Daven setelah kedua orang tua mereka pergi. Keputusan berada ditangan Daven, bisa saja Neona berkhianat kepada mereka.

"Berikan perintahmu Dav," ucap Gabriel.

Dino meneliti situasi, "Jangan terlalu gegabah, Neona pasti kembali. Kita semua mengenalnya bukan?"

"Bagaimana jika tidak?" tanya Eric.

Daven menatap mereka semua, "Temukan dia," ucapnya.

Setelah mendengar perintah Daven mereka semua bergerak mencari Neona. Dino masih berdiri ditempatinya, "Kau akan membunuh adikmu?"

Daven menatapnya tajam, "Jika dibutuhkan,"

Daven berada didalam bimbangnya, mempertahankan atau mempertaruhkan. Kini dialah yang memimpin klan mereka setelah Alvin tiada, jika harus menyampingkan perasaan pribadi maka kemungkinan untuk membunuh Neona sangat besar. Namun dalam hatinya, ia tak pernah ingin melakukannya.

"Dav, kau pikirkan dengan kepala dingin. Neona itu adikmu," Alice mengejar langkah Daven.

Daven tetap tak menggubris Alice, "Dia akan tetap menjad adikku, jika dia tak berkhianat pada kami," ia membawa busur dan anak panahnya.

The Will of The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang