Kata orang, masa-masa yang indah itu masa SMA.
-Rachel
❤️✨
Rachel Airlangga Saputri. Anak kandung Dirla dan Azka dan anak kesayangan Dara dan Lingga. Ia merasa beruntung ditemukan oleh Dara dan Lingga dan diangkat menjadi anaknya. Dan, ia juga sangat bersyukur memiliki mamah selembut Dirla, dan ayah paling baik seperti Azka.
Selain mendapat uang jajan berlipat. Rachel juga tak pernah kehabisan kasih sayang. Betapa baiknya tuhan pada gadis bernama Rachel ini.
Namun, tuhan juga maha adil. Rachel tak pernah begitu berjuang untuk mendapatkan apapun yang ia mau. Beda halnya dengan kisah asmaranya, ia harus memiliki perjuangan lebih untuk itu.
Dia, Rangga Putra Jauhari. Putra kebanggaan Fahri Jauhari. Ditinggalkan sang ibu sejak ia menangis untuk pertama kalinya. Ia tak seberuntung Rachel yang selalu mendapatkan kasih sayang.
Rangga kecil selalu mendapatkan didikan untuk selalu berusaha mendapatkan apa yang ia mau. Ayahnya adalah satu-satunya orang tua yang ia punya. Namun, tak ada sedikitpun waktunya untuk memberikan kasih sayang sesungguhnya untuk Rangga.
Sekalinya mereka memiliki waktu bersama, pembahasan yang utama adalah mengenai prestasi Rangga. Dan, hal yang paling Rangga benci adalah ia selalu dibanding-bandingkan dengan Rachel.
Gadis yang selalu menganggu kenyamanannya selama ini. Gosip sewaktu sekolah dasar, tak dapat ia tepis begitu saja meski telah bertahun-tahun.
Dan keberuntungan memihak padanya. Setelah menempuh sembilan tahun pendidikan tak dapat terpisahkan dari Rachel, sekarang untuk pertama kalinya ia terpisah dari gadis itu.
Rachel memilih jurusan IPS. Sedangkan Rangga, memilih jurusan IPA. Untuk pertama kalinya, Rangga bisa bernafas lega.
"Kok bawa dua kotak bekal neng?" Tanya Dirla.
Rachel yang cerdas tanpa gugup menjawab, "Ada ekstra kulikuler. Suka lapar mendadak mah," jawabnya.
"Oh ya udah. Tapi, jangan lupa ya tupperware mamah bawa pulang lagi. Biasanya, bawa dua yang di bawa pulang satu,"
Rachel tersenyum seraya mengangguk, "Ya mah, Assalamualaikum,"
"Waalaikumussalam,"
Rachel bisa dibilang anak yang sangat aktif. Lebih tepatnya, ia tak bisa diam. Setiap Minggu, ia bermain drama di atas rumah pohonnya dengan Arsya. Setiap Minggu juga, ia tak pernah absen mengajak Rangga untuk bermain bersamanya.
Tentu saja, Rangga tolak dengan seribu alasan.
Pagi yang indah ini membuatnya semakin bersemangat. Bagaimana tidak, pangeran pujaannya sedang bersiap berangkat sekolah.
Harapannya untuk hari ini, semoga saja Rangga mau memberikannya tumpangan.
"Rangga!" Teriak Rachel.
Rangga mengembuskan napas lelahnya, "Ya Chel?"
"Nebeng dong," katanya.
"Duh maaf nih. Gue mau ke tongkrongan dulu," tolak Rangga halus.
Senyum Rachel tak luntur, "Gak pa-pa. Gue bisa gabung sama anak tongkrongan lo kok Ga!" Katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RACHEL
Teen FictionCinta pada pandangan pertama. Itulah yang Rachel rasakan. Dahulu, yang Rachel tahu itu hanya sekedar rasa kagum. sebelum, detak jantungnya mulai tak karuan saat memperhatikan lelaki itu dari kejauhan. dialah Rangga. sosok laki-laki yang matanya ber...