Seringkali kita lupa, bahwasanya mereka bukan berpaling. Tapi, kita yang membuatnya pergi.
❤️✨
Pertandingan babak pertama telah selesai. Afifah mendorong Rachel mendekat ke arah Farrel yang bergerak menghampirinya. Satu botol air mineral sudah ia genggam sedari tadi. Namun, Rachel masih meragu untuk memberikannya atau tidak.
Dorongan dari kedua sahabatnya membuat Rachel menyiapkan mental untuk memberikan air mineral ini.
Sepertinya, Afifah dan Vania memang sengaja menginginkan Farrel agar lebih dekat dengan Rachel. Mungkin mereka ingin membantu Rachel agar cepat move on dari Rangga.
Terutama dari pandangan Afifah, Rangga terlalu sering membuat Rachel kecewa bahkan sakit hati sedari dulu.
"Rel, haus?"
Farrel tersenyum. "Duh, lucu banget lo ngasih gue minum kayak gini."
Rachel memukul pelan tangan Farrel. "Lucu apanya. Gue 'kan cuman ngasih minum. Biasa aja kali!" Gerutunya lucu.
Lebih tepatnya sekarang gadis itu sedang menutupi rasa gugupnya.
"Kalau pipi lo merah kayak gitu, lebih lucu lagi malah," ujar Farrel.
"Ih apaan sih! Diem ah Rel, fokus sama pertandingannya!"
Farrel tak menjawab, ia malah tersenyum memperhatikan Rachel. Dilihat-lihat, Rachel cantik juga. Sepertinya, ia bisa move on lewat jalur menjalin hubungan yang baru.
"Lo cantik," katanya seraya mencubit pipi Rachel pelan .
Rachel mematung. Apa katanya tadi, Cantik? Ah, Farrel bisa saja membuat Rachel ingin berguling-guling di lapangan sekarang.
"Mulai deh. Udah ah, sana balik lagi ke lapangan!"
"Kasih semangat tapi, ya?"
Rachel mengangguk. "Iya, iya. Semangat!"
Farrel tersenyum lalu kembali kelapangan. Setelah Farrel pergi, kini Arsya yang menghampirinya.
"Mau ngapain? Mau minum lo?" Tanya Rachel.
Arsya menggeleng, ia malah memberikan kode lewat matanya.
"Apaan sih, Sya. Lo mau gue tabok?"
"Bang Rangga dari tadi liatin lo sama kak Farrel!" Jelasnya.
Rachel segera menoleh, memperhatikan raut wajah Rangga yang nampak tak bersahabat. Mendadak, Rachel ingin menjelaskan. Namun ditahannya, memangnya ia siapa? Mengapa ia harus menjelaskan hubungan kedekatannya dengan Farrel.
Rangga, pasti tak akan peduli.
"Biarin aja. Gue bukan siapa-siapanya dia 'kan?" Jawab Rachel
❤️✨
Sikap cuek dan menghindar dari Rachel membuat Rangga ketar-ketir. Apakah Rachel benar-benar membencinya? Tapi kesalahan fatal apa yang ia lakukan?
Ia harus mempertanyakan kesalahannya, lalu ia akan memperbaiki agar Rachel bisa kembali seperti dulu padanya.
Sungguh, ia lebih suka diganggu dengan sapaan Rachel setiap pagi dari pada Rachel selalu mengalihkan pandangannya.
Rangga melewati lapangan, ia mencari Rachel untuk diajak bicara. Namun, ia malah mendapati adegan yang menyebalkan. Dimana Rachel memberi air mineral pada Farrel dan mereka bercanda bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RACHEL
Teen FictionCinta pada pandangan pertama. Itulah yang Rachel rasakan. Dahulu, yang Rachel tahu itu hanya sekedar rasa kagum. sebelum, detak jantungnya mulai tak karuan saat memperhatikan lelaki itu dari kejauhan. dialah Rangga. sosok laki-laki yang matanya ber...