14. HARI TERINDAH

111 24 8
                                    

Cinta yang tulus, tak pernah mati meski sering tersakiti.

-Rachel

❤️✨

"Chel!"

Rachel menoleh, "Eh, Farrel!"

Rangga mendelik. Mengapa selalu ada lelaki ini? Rangga semakin tak suka saja jadinya.

Farrel di dalam mobilnya tersenyum menyapa Rachel. Ia memperhatikan Rangga dan Rachel yang beriringan mendorong motornya.

"Mau balik bareng?" Ajaknya.

Rachel menggeleng, "Enggak makasih. Gue sama Rangga,"

"Naik motor? Panas lho Chel," katanya.

"Gak pa-pa. Kalau naik mobil itu hawanya haram," jawab Rachel.

Rangga yang sedari tadi mendengar percakapan itu mengerutkan keningnya. Sama dengan Farrel yang berpikir keras atas jawabannya.

"Haram?"

Rachel mengangguk, "Iya gue suka mabuk. Mencium bau pengharum yang digantung itu bikin perut gue mual," jawabnya.

Rachel tak peduli jika setelah ini Farrel menganggapnya kampungan. Toh, ia ingin bersama Rangga.

Farrel tersenyum, "Bisa aja. Ya udah gue duluan ya?"

Rachel mengangguk, "Iya, hati-hati,"

"Ga, gue duluan," katanya.

Rangga hanya mengangguk seraya tersenyum tipis.

Ia melanjutkan mendorong motornya untuk diisi bensin. Namun, ia menoleh pada Rachel yang terlihat lelah disampingnya.

"Lo 'kan punya mobil di rumah. Masa lo--"

"Mabuk?" Rachel memotong pertanyaan Rangga.

Rangga mengangguk, "Iya,"

"Iya. Soalnya emang dari sananya gini. Tapi tenang aja, selagi fisik gue baik-baik aja, terlebih gue punya permen. Perjalanan akan baik-baik aja," jelasnya seraya tersenyum.

Rangga hanya mengangguk menanggapi. Gadis disampingnya ini memang beda.

❤️✨

Menikmati perjalanan bersama Rangga adalah hal yang selalu Rachel bayangkan. Ini pertama kalinya, seorang Rangga mengantarnya pulang.

Ya, meski ia menganggap dirinya sebagai 'ojeg'.

Tak lupa, yang paling utama bagi Rachel. Memotret punggung Rangga untuk dijadikan sebagai story sosial medianya.

Tersenyum sepanjang jalan, membayangkan jika hal ini terjadi padanya setiap hari. Ah, membayangkannya saja membuat Rachel senang.

Sepeda motor itu terhenti. Rangga menoleh memperhatikan Rachel yang memejamkan matanya sambil tersenyum.

Rangga menatapnya ngeri. Apakah gadis yang sedang menjadi penumpangnya ini baik-baik saja?

DIARY RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang