Saat dicintai, kita terkadang lupa untuk menghargai. Dan saat pergi, kita malah mencari.
❤️✨
Rangga bersandar seraya memainkan ponselnya. Sudah hampir setengah jam ia menunggu Arsya. Tujuannya hanya satu, mempertanyakan keadaan Rachel.
Pucuk dicinta ulam tiba. Seolah semesta mendengar keinginan nya. Arsya berjalan menghampirinya dengan wajah datar.
"Tega ya lo, bang!" Ujar Arsya sinis.
Rangga melongo di tempat. "Tega?"
Arsya menoleh. "Ya, gue tahu lo gak suka sama Rachel sampai dia minta bantuan buat pohon kita gak ditebang aja lo malah diam!"
Rangga bingung bagaimana cara agar ia bisa menjelaskannya. Pasalnya, ia pun hendak membantu. Namun, Fahri melarangnya.
Siapa sih yang berani melawan Mahendra Airlangga? Keputusannya yang sudah beliau buat mana mungkin bisa dibatalkan begitu saja.
"Sya, bukan begitu. Lo tahu 'kan kakek Mahendra?"
Arsya mengangkat kedua bahunya tak acuh, segera ia memakai helm dan menaiki motornya.
"Sya, Rachel gak sekolah?" Tanya Rangga.
Arsya yang baru saja hendak pergi kembali menoleh. "Peduli bang? Perasaan kalau Rachel gak sekolah bukannya bagus ya buat kelangsungan hidup lo?" Sinis Arsya.
"Eh, enggak gitu. Gue mau--"
"Mau apa? Mau nyakitin dia, kasih dia harapan gitu?" Arsya menjeda ucapannya, "denger ya bang, Rachel itu banyak bantu lo. Cuman lo aja gak tahu!" Lanjutnya seraya pergi.
Rangga terdiam. Banyak membantu? Membantu apa yang Arsya maksud. Sungguh, ini sangat membingungkan bagi Rangga.
"Rachel, banyak bantu gue?" Tanyanya pada diri sendiri.
Rangga mengedarkan pandangannya, matanya menemukan kedua sahabat baik Rachel. Semoga saja, dengan ini ia bisa mendapatkan kejelasan.
"Afifah!" Seru Rangga seraya berjalan mendekatinya.
Afifah yang sedang menikmati cimol terkejut sampai-sampai ia tersedak. Vania dengan cekatan memberinya minum.
"Apaan sih, Ga! Kalau gue mati gara-gara keselek cimol 'kan gak lucu!" Gerutunya.
Rangga menampilkan deretan giginya. "Hehe, sorry. Rachel kemana nih? Kok gue gak lihat dia. Masuk gak sih hari ini?" Tanya Rangga.
Vania tersenyum, "Cie, nanyain Rachel! Suka ya? Kangen?" Godanya.
"Gak mungkin lah, Van. Kata Rachel, Rangga itu suka sama Cinta!" Ujar Afifah.
Rangga mengernyit heran, jadi ini alasan Rachel agak berbeda padanya?
"Makanya Ga, kalau gak Cinta jangan di kasih harapan. Biarkan sekarang Rachel bahagia di dekati cowok sebaik Farrel." Lanjut Afifah.
Rangga memandang Afifah serius. "Mereka lagi dekat? Lagi pendekatan gitu?" Tanyanya.
Afifah mengangguk, sedangkan Vania nampak berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RACHEL
Teen FictionCinta pada pandangan pertama. Itulah yang Rachel rasakan. Dahulu, yang Rachel tahu itu hanya sekedar rasa kagum. sebelum, detak jantungnya mulai tak karuan saat memperhatikan lelaki itu dari kejauhan. dialah Rangga. sosok laki-laki yang matanya ber...