Terkadang menutup diri dan menjauh adalah jawaban saat kecewa yang ia ciptakan begitu besar.
-Rachel
❤️✨
"Chel, Lo berangkat ke pesta kak Gevin bareng sohib-sohib lo?" Tanya Arsya.
Rachel mengangguk. "Iya dong, kenapa? Lo di undang juga?"
"Iya nih, bareng gue yuk?"
"Boleh aja si, tapi tumben banget lo sendu kayak gini?"
"Gak pa-pa. Lo dandan yang cantik ya?"
"Buat apa? Gak ada yang gue caperin sekarang!" Jawab Rachel sambil terkekeh.
"Ah, dandan aja yang cantik!"
"Iya deh iya. Ya udah, sana balik!"
"Iya, gue balik." Arsya membalikan badannya.
Rachel mengerutkan keningnya bingung, ada apa lagi dengan anak itu? Akhir-akhir ini terlihat tidak memiliki semangat dalam hal apapun.
"Sya? Lo kenapa?" Tanya Rachel.
Arsya kembali membalikkan badannya lalu tersenyum. "Gak pa-pa. Gue baik-baik aja kok!" Jawabnya.
"Aneh tu anak." Gumam Rachel.
❤️✨
Rachel, Arsya, Afifah dan Vania baru saja tiba. Karena permintaan Arsya akhirnya Rachel datang bersama bocah tengil itu dan meminta kedua sahabatnya untuk menunggu di rumah Afifah agar bisa berangkat bersama.
Gevin tersenyum, meninggalkan kedua temannya dan segera menyapa Rachel dan rombongannya."Selamat datang para princess dunia! Dan, selamat datang juga untuk satu pangeran paling tampan ini." Selorohnya diakhir pada Arsya.
"Happy birthday kak. Cepet kawin, buntingin bini lo, punya anak terus dinikahi sama gue!" Canda Arsya dengan wajah datarnya.
"Gila Lo, anak gue nikah sama om-om nanti!" Balas Gevin.
Semuanya tergelak sedangkan Arsya hanya tersenyum dengan menyunggingkan sedikit senyumannya. Ia mengalihkan pandangan dan sialnya, mata Arsya menemukan sosok yang sedang ia hindari.
"Gue cabut kebelakang dulu ya?" Pamit Arsya
"Kenapa lo, kebelet?" Tanya Rachel.
"Ya, tunggu bentar!" Katanya seraya pergi.
Rachel mengangguk dengan sedikit kejanggalan dalam hatinya.
"Vin! Happy birthday ya. Wish you all the best for you!" Kata Afifah yang datang dengan dress panjang serta hijab yang membuat tampilannya terlihat beda. Ya.. sedikit feminim menutupi sipat brutalnya.
"Ya Gevin, happy birthday to you. Semoga cita-cita Lo buat lanjut ke UNPAD bisa tergapai ya!" Tambah Vania.
"Vania, lo tahu dari mana gue pengen lanjut ke UNPAD? Dari bokap nyokap gue, atau abang Lo?" Tanya Gevin terkejut.
"Gak dari Abang Vano ataupun bokap nyokap Lo, gue tahu dari Nando!" Jawabnya.
"Anjir? Serius? Gak ada topik kalian sampai bahas gue?" Tanya Gevin sambil menggelengkan kepalanya.
Vania menggeleng, sedangkan Rachel dan Afifah terkekeh.
"Udah-udah. Gue mau ngucapin juga, happy birthday Gevin! Semoga yang baik-baik datang sama lo, semoga banyak cinta yang tulus buat lo!" Ujar Rachel.
Gevin tersenyum, "Lo aja yang tulus cinta sama gue, gimana?" Gombal Gevin.
"Cie, Rachel di gombalin!" Heboh Vania.
Mereka tidak sadar saja, sedari tadi Rangga memperhatikan mereka. Ah tidak, Rangga hanya memperhatikan Rachel, dan ada sedikit ketidaksukaan saat Gevin mengeluarkan gombalan recehnya pada Rachel.
" Bercanda, Chel. By the way, Terimakasih banyak ya buat do'a kalian. Enjoy ya, nikmati pesta gue!"
Afifah mengangguk semangat. "So pasti!"
Gevin kembali pada dua sahabatnya, ia terkekeh kala melihat Rangga nampak sinis padanya.
"Yuk ah, gue disini sampai jam sembilan doang soalnya!" Kata Rachel.
"Tapi Chel, Abang gue sama nyokap bokap belum sampai juga.." ujar Vania.
"Ya, nunggunya sambil makan aja Vania. Paling macet, kayak gak tahu Jakarta aja lo!" Jawab Afifah.
Mau tidak mau Vania harus mengikuti kedua sahabatnya. Akhirnya mereka masuk, mencicipi hidangan mahal yang telah Gevin sediakan.
Rachel dan Afifah keasikan menikmati strawberry cheese cake, bahkan ini ketiga kalinya mereka menikmati kue itu. Beda halnya dengan kedua sahabatnya, Vania terbiasa dengan kue seperti ini setiap harinya. Jadi dia hanya mencicip sedikit, sambil memperhatikan betapa lahapnya mereka menikmati strawberry cheese cake itu.
"Lo gak dihabisin makan kuenya? Kenapa? gak suka?" Tanya Afifah.
"Bosen, gue udah sering makan beginian!" Jawabnya polos.
"Lah ngapain ngambil itu kalau bosen?" Tanya Rachel.
"Ya ngikut kalian aja!"
Rachel dan Afifah saling pandang lalu menggeleng.
"Eh, Cunguk satu belum balik juga dari toilet?" Tanya Afifah.
"Oh iya, lama juga Arsya ke toiletnya." Tambah Vania.
"Gue susulin aja kali ya?"
"Ya! Takutnya tuh anak kesambet. Soalnya gak ada aura bahagia dari mukanya." Ujar Afifah.
Rachel mengangguk menyetujui, lantas ia mengedarkan pandangannya mencari adik kesayangannya itu.
"Bocah satu bikin ribet aja!" Gerutu Rachel.
Saat ia hendak ke taman belakang, tiba-tiba sepasang tangan menahan pergerakannya.
"Boleh gue ngomong sama lo? Sebentar aja.."
Rachel memasang wajah datarnya. "Maaf, gue sibuk!" Ketusnya.
"Please Chel, kali ini aja.." pinta Rangga.
"Sorry Ga, gue harus cari Arsya." Tegasnya hendak pergi.
Lo ambil ciuman pertamanya!
Ucapan Nando tempo hari itu tiba-tiba saja muncul dalam benaknya. Mungkin saja dengan Rangga mencium Rachel, ego Rachel akan luluh dan ia bisa mengerti bahwa Rangga ingin mengatakan isi hatinya.Rangga menahan tangan Rachel, ia memegang bahu gadis itu. Mata Rachel langsung melotot bingung sekaligus canggung, ini kali kesekian tak ada jarak yang menghalangi keduanya.
"Ma-mau apa si, lo ga?" Gugup Rachel.
Rangga tak menjawab, ia semakin mendekat hingga hidung keduanya menempel.
Dan..
"ANJING!"
NAH LHO?
Siapa ya?22 February 2022
Holla! Aku balik lagi dengan part ini yang belum di revisi tapi pengen up hehe
Ada yang DM, "kak sakit apa?"/ "Kenapa gak up?" / "Up dong!"
Jadi aku sedang pengobatan leukimia, kali ini aku sedang berfokus pada kesehatan. Jarang buka wattpad, karena halu harus mikir, dan terlalu banyak mikir membuat saya pusing.
Sekian wassalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RACHEL
أدب المراهقينCinta pada pandangan pertama. Itulah yang Rachel rasakan. Dahulu, yang Rachel tahu itu hanya sekedar rasa kagum. sebelum, detak jantungnya mulai tak karuan saat memperhatikan lelaki itu dari kejauhan. dialah Rangga. sosok laki-laki yang matanya ber...