28. MASALAH

102 26 7
                                    

Jangan menyiksa diri sendiri dengan mencintai seseorang yang tidak pernah menganggap kamu ada

-Arsya

❤️✨


Menahan diri untuk tidak terlihat murahan di hadapan Rangga adalah tantangan tersendiri. Katakanlah ia lemah, namun memang ia sulit jika harus mengabaikan Rangga yang saat ini tak jauh darinya bersama kedua sahabatnya.


Ia membuang nafasnya perlahan. Rachel yakin, ia bisa tak memperdulikan Rangga.

Dari pada memikirkan seseorang yang tak acuh padanya, lebih baik ia kembali menikmati es krim bersama kakeknya. Sambil memandang beberapa remaja yang sedang mempersiapkan kejutan ulang tahun. Ah, ia mendadak ingin bertemu dengan dua sahabatnya.

Tumben sekali, grup whatsapp mereka sepi.

"Arsya lama banget!" Gerutu Rachel, "nah 'kan, es krimnya jadi cair!" Kesalnya.

"Kek, aku cari Arsya dulu, ya?"

Hary mengangguk, lalu kembali melanjutkan menikmati es krimnya. Namun, baru satu langkah Rachel hendak mencari Arsya. Ia dikejutkan dengan suara balon yang meledak, tak hanya satu sepertinya balon-balon itu sengaja diledakkan.

"Agrh,"

Rachel menoleh pada Hary. Kakeknya sedang menutup telinganya dengan kedua tangannya sambil melirik kanan kiri ketakutan. Rachel panik, Hary semakin menjadi dengan melempar mangkuk es krim di hadapannya.

Semua yang ada di sana memperhatikannya. Rachel lantas segera menghampirinya. Sungguh, ia panik bukan main.

"Kenapa kek?"

Hary tak menjawab pertanyaan Rachel, ia malah menendang kursi itu dengan keras. Rachel mencoba memeluknya, Nando dan Gevin tiba-tiba menghampirinya.

"Kita bantu, Chel." Ujar Nando.

Mereka berdua membantu menahan amukan Hary. Lelaki tua itu berusaha untuk menutup kedua telinganya. Rachel menoleh pada Rangga, lelaki itu sedang berbincang di telepon.

Apakah ia tak memiliki niat untuk membantu?

"Kenapa Chel? Tanya Arsya panik.

"Bantu bawa kakek keluar," ujar Rachel.

"Gue cari taksi, kakek lo butuh penanganan segera!" Ujar Arsya seraya pergi.

Nando dan Gevin memegangi kedua tangan Hary. Mereka lumayan kerepotan, Hary terus meronta-ronta minta dilepaskan.

"Ga, kita butuh bantuan lo!" Ujar Nando

Rangga menoleh, "Sebentar!"

Rachel menggeleng menahan sesak di dadanya, "Gak usah. Gue gak butuh bantuan lo, Ga!" Teriaknya seraya berusaha keras membawa kakeknya keluar.

Rangga membuka mulutnya hendak bersuara, Gevin dan Nando saling menatap ngeri. Rachel, bisa marah juga pada Rangga.

"Chel, taksinya udah di depan." Ujar Arsya.

Beberapa pelayan membantu mereka membawa Hary masuk ke dalam taksi. Rachel hendak membicarakan kekacauan yang disebabkan oleh kakeknya, namun Gevin menahannya.

DIARY RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang