5. MALAM TERINDAH

160 22 10
                                    

Cinta bisa membuatmu menjadi seorang pendusta

-Rachel

❤️✨

Rachel kesal saat mengetahui dramanya bersama Arsya tidak terekam. Alhasil, malam ini gagal. Semoga saja, malam Minggu nanti semua berjalan dengan lancar.

"Rachel!" Seru Fahri.

"Eh, om!"

Siapa yang tidak senang jika berhadapan dengan calon mertua? Begitu juga Rachel, ia melupakan rasa kesalnya dan segera menghampiri Fahri melupakan Arsya yang sedang menggerutu karena harus mengulang kembali drama bodoh ini Minggu depan.

"Udah makan belum?" Tanya Fahri saat Rachel menghampirinya.

Rachel menggeleng, "Belum om, baru selesai main drama sama Arsya," jawabnya.

"Bagus kalau begitu, makan bareng yuk? Rachel bisa masak 'kan?"  Tanya Fahri.

"Bisa lah om, jago malah. Selain jago masak, Rachel juga jago ngabisin makanannya," celetuk Arsya.

Rachel memandang sinis lalu menginjak kaki Arsya santai. Arsya mengaduh kesakitan, Rachel tak peduli malah memasang wajah tanpa dosa.

Fahri terkekeh, dari dulu Rachel selalu menjadi dirinya sendiri tak peduli dihadapan siapa.

"Ya udah yuk,"

Baru pertama masuk saja, jantung Rachel sudah berdebar. Ya, ini memang bukan pertama kalinya, tapi tetap saja mampu membuat Rachel mengembangkan senyumannya.

Akhirnya, setelah bertahun-tahun Rachel bisa juga masak di dapur Rangga. Rachel tersenyum, ia membayangkan bagaimana nantinya setiap hari ia disini, memasak untuk Rangga sebelum lelaki itu terbangun. Lalu, Rangga terbangun dan memeluknya dari belakang seperti adegan yang sering ia baca dalam novel.

"Kenapa lo? Nyebut Chel, nyebut!" Ujar Arsya memperingati.

Rachel tersadar, ia memandang sinis Arsya, "Apaan sih Sya! Jaga mulutmu pada sang putri!" Katanya kesal.

"Putri? Lo lebih mirip mbak kunti!"

Rachel mendelik, sedangkan Fahri tersenyum seraya menyusun apa yang baru saja ia beli tadi. Seraya mendengarkan perdebatan Rachel dan Arsya.

"Chel, ini bahannya semua ada di kulkas. Om mau ganti baju dulu. Ok?"

Rachel mengangguk, "Ok om! Siap, nanti om tunggu aja di meja makan,"

"Siap," jawab Fahri, "Eh, tapi Rangga belum pulang. Awas aja kalau pulang, om bakal kasih dia hukuman,"

Dalam hatinya, ia sebenarnya tahu bahwa Rangga sedang manggung. Entah itu alasan karena tak mau mengikuti drama bodohnya, atau memang benar. Tapi, jika Rangga kena hukuman hati kecilnya tak terima.

"Kamu tahu, Rangga dimana?" Tanya Fahri.

Tapi, orang tuanya selalu mengajarkan bahwa kejujuran itu penting. Lantas, apa yang harus Rachel lakukan?

❤️✨

Berjalan mengendap-endap seperti pencuri. Rangga memperhatikan keadaan rumahnya. Ayahnya sudah pulang, siap-siap saja ia akan kena marah dan mendapatkan hukuman.

DIARY RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang