29. VIRAL LAGI

134 23 16
                                    

Selalu ada yang tak menyukai kita tanpa sebab

-Afifah

❤️✨

Rangga, Nando dan Gevin sedang menikmati sarapan pagi di kantin. Dari jauh, Rangga melihat Rachel.

Entah mengapa, Rachel kali ini tampak begitu menarik perhatiannya. Semakin Rachel mendekat ke arahnya, semakin kencang juga debaran jantungnya.

Rangga tersenyum hendak menyapa. Namun, Rachel tak sedikit pun menoleh padanya atau hanya sekedar melirik.

"Vin, gue mau ngomong boleh?" Tanya Rachel.

Gevin mengangguk. "Boleh, mau dimana?" Tanya Gevin.

"Di sana boleh?" Tanya Rachel menunjuk jarak yang lumayan jauh dari tempatnya sekarang.

"Boleh kok. Apa sih yang enggak buat Rachel!" Goda Gevin.

Rangga menatap Gevin tak suka. Sepertinya, Gevin benar-benar menyukai Rachel.

"Gas terus, bang!" Sindir Nando.

Rachel dan Gevin menjauh dari pandangan Rangga. Mata Rangga sedari tadi tak luput memperhatikan mereka berdua. Entahlah, ada secuil rasa kesal pada Gevin dihatinya.

"Do, Gevin beneran suka sama Rachel?" Tanyanya.

Nando nampak berpikir, "Kayaknya iya. Soalnya, Gevin keliatan beda gitu kalau ada Rachel. Walaupun nada bicaranya terkesan gombalan, tapi kayaknya ada makna tersirat dibalik itu." Jelasnya.

Rangga mengangguk tanpa meneruskan perkataannya. Nando menyeringai kala melihat raut wajah sahabatnya itu.

"Eh, lihat deh Ga. Rachel matanya berbinar banget waktu ngobrol sama Gevin!" Katanya seraya mengisyaratkan dengan matanya.

Rangga lantas dengan cepat menoleh untuk membuktikan. Rachel terlihat membicarakan hal serius, ia menatap Gevin lekat.

"Tatapan Rachel buat Gevin lembut banget. Wah, Gevin di kasih senyuman lucunya, dan apa itu?! Rachel genggam tangan Gevin. Astaghfirullah!" Katanya heboh sendiri.

Rangga menoleh."Berisik lo. Gue jadi gak selera makan!" Ujarnya seraya pergi.

❤️✨


"Ngomongin apa sama Gevin?" Tanya Afifah curiga.

"Kemarin, dia nolongin gue." Jelasnya, "Vania mana?" Lanjutnya bertanya.

Afifah nampak berpikir. "Tadi dia--"

"Rachel!" Teriak Vania.

Panjang umur sekali gadis itu. Dengan nafas memburunya, Vania menghampiri dua sahabatnya.

"Bisa biasa aja gak?" Kesal Afifah.

"Penting banget ini. Harus gue tanyakan sebelum lupa!" Katanya.

"Tarik nafas, lalu tahan!" Ujar Rachel .

Vania mengangguk seraya menarik nafasnya.

"Tahan terus, sampai Rangga nembak Rachel!" Lanjut Afifah.

Rachel mendelik, "Suatu yang tidak akan terjadi. Lagi pula, gue udah gak suka sama cowok pengecut kayak dia!" Tegasnya.

Afifah tersenyum menggoda. "Awas aja ya, kalau lihat dia lewat depan kelas lo tarik-tarik hijab gue!"

DIARY RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang