43. RAHASIA ARSYA

85 14 3
                                    

Cinta itu tentang ketulusan tanpa timbal balik
Arsya.

❤️✨

Arsya mencoba untuk tenang, ia melupakan bahwa seseorang yang ia hindari adalah kerabat dekat Gevin. Sudah pasti datang dan bahkan masuk dalam barisan keluarga besarnya.

"Hi Sya, apa kabar setelah seminggu menghilang?" Tanya gadis itu seakan ramah menyapa Arsya.

Dengan malas Arsya berbalik. "Baik, sangat baik karena jauh dari lo." Balas Arsya tenang.

"Kenapa sih? Udah bosen jadi cadangan gue? Lo sendiri lho... yang mau jadi pacar rahasia gue." suaranya terdengar mengejek.

"Ya, betul sekali. Dan sekarang gue sadar, Lo gak lebih dari orang buta yang tidak mau disembuhkan."

Gadis itu menyeringai, "Duh, kata-katanya gak mudah dipahami."

"Biar gue perjelas. Lo itu buta, lo gak bisa menerima orang yang tulus sama lo. Lo lebih suka hubungan toxic dan lebih memilih untuk mendua dari pada menyelesaikan masalah lo dengan laki-laki berengsek itu!" Arsya menggebu-gebu.

"Gue udah ngajak lo untuk keluar dari hubungan gak jelas itu dengan cara gue yang masuk dan menyelesaikan masalah lo. Tapi lo nolak, dan Lo nawarin gue buat jadi pacar rahasia lo--"

"Tapi lo mau 'kan?" Potongnya cepat.

"Karena lo temen gue dari SMP. Lo lemah, lo selalu butuh sandaran. Gue mau jadi pacar rahasia lo karena gue gak mau lo ngerasa dunia gak berpihak sama lo setelah kepergian nyokap lo dan bokap lo nikah lagi!"

Gadis itu menyeringai dengan sorot mata yang penuh amarah, "Bukannya lo terima itu karena lo mau move on dari kak Rachel!" Balasnya.

Arsya melotot melihat kanan kiri memastikan siapa yang mendengar ucapan gadis itu.

"Gila ya lo! Denger ya Keyra. Gue sampai detik ini masih sayang sama Rachel. Sayang layaknya saudari perempuan gue!"

"Saudari? Yang benar aja. Gue pernah lho, Lo turunin di jalan dan lo bayarin taksi waktu tau kak Rachel butuh bantuan lo."

Arsya menggeleng, "Lo itu--" ucapan Arsya terpotong kala mendengar suara Rachel.

Ya, ia tak mungkin salah. Arsya hapal sekali suara gadis itu.

"Ma-mau apa si, lo ga?"

Tanpa menoleh lagi, Arsya dengan cepat mencari keberadaan Rachel. Dan amarahnya bergejolak kala melihat Rangga semakin mendekat hingga hidung keduanya menempel.

Dan..

"ANJING!"

Arsya tak mampu lagi menahan emosinya. Dengan cepat ia memukul pipi kiri Rangga. Rachel membulatkan matanya terkejut, terlebih Arsya terus meninjunya hingga sudut bibir Rangga berdarah.

"Arsya stop!" Teriak Rachel.

Arsya berhenti, menarik kerah baju Rangga lalu menyudutkannya di tembok. Dan saat Arsya menoleh menatap Rachel, Rangga langsung membalas dendam dengan memukul Arsya tanpa ampun.

Suara musik yang berdentum keras seolah mengiringi perkelahian keduanya. Rachel kaku ia masih shock dengan apa yang terjadi, ia memejamkan mata untuk memulihkan kesadarannya.

"Kalian, berhenti!" Teriak Rachel.

Tak ada yang mendengarnya, Arsya dan Rangga kini sedang asik baku hantam. Hatinya menjadi gusar, tak ada yang bisa ia perbuat selain menangis.

"Lo anjing bang! Lo menyia-nyiakan Rachel selama ini. Gue dukung Rachel buat dapetin hati lo. Tapi sekarang gue juga dukung Rachel buat berhenti ngejar lo! Berengsek!" Maki Arsya yang saat ini berada di bawah Rangga.

"Gue sayang sama Rachel, gue cinta sama dia. Gue tahu dia bisa buka hati buat gue!" Jawab Rangga menarik kerah baju Arsya.

"Buka hati buat cowok yang gak tau malu kayak lo? Lo tahu bang? Rachel tiap pagi masak buat Lo, tapi lo dengan teganya kasih makanan yang Rachel buat ke teman-teman Lo!" Arsya mencoba melepaskan cengkraman, lalu meneruskan perkataannya.  "Lo tahu juga?  uang tabungannya dia kasih ke lo dan minta gue buat bilang kalau itu dari kakek Mahendra. Dan satu lagi, apa lo ingat  buku olimpiade lo dari siapa? Itu juga dari Rachel yang minta bantuan gue. Sampai gue rela bayar kurir buat anterin barang itu! Banyak kebaikan Rachel buat lo! Tapi lo selalu balas semua itu dengan membuat Rachel kecewa, sedih, bahkan lo anggap dia sampah!"

"ARSYA!" Teriak Rachel.

Rachel mencoba menengahi dengan melepaskan cengkraman tangan Rangga agar Arsya tidak kesulitan bernafas.  Namun, Arsya malah membentaknya.

"Apa Chel? Dia itu cowok goblok yang harusnya lo buang jauh-jauh dari kehidupan Lo!" Balas Arsya.

Rangga terdiam, ia terdiam merenungkan segala kesalahannya dahulu pada Rachel. Ia masih ingat betul dengan uang itu, Rangga juga tak akan lupa mengenai buku yang bisa membawanya menjadi juara.

Fokus Rangga kembali pada Arsya yang kini membalas mencengkeram kerah bajunya.  

"Apa? Lo mau nonjok gue lagi? Silahkan! Bunuh gue, tapi jangan sampai lo nyakitin Rachel! Gue gak terima orang yang gue cintai selama ini disia-siakan sama bajingan macam lo!"

Rachel mengalihkan pandangannya, ia menatap Arsya tak percaya. Orang yang selama ini Arsya cintai itu dirinya?

Sekarang ia merasa hidupnya penuh dengan teka-teki yang baru saja terpecahkan. Tadi Rangga yang mengatakan bahwa lelaki itu mencintainya, sekarang Arsya juga mengakui perasaannya.

Rachel hanya menggeleng, ia bingung dengan semuanya. Tanpa kata ia berlari cepat meninggalkan Arsya dan Rangga. Sekarang, Rachel tak peduli lagi dengan kedua lelaki itu bahkan jika salah satunya mengalami luka serius. Asal tidak mati saja, dan Rachel berharap untuk itu.

Afifah yang sedang menikmati jus mendadak tersedak kala melihat tampilan Rachel yang sudah kusut yang berjalan cepat melewatinya.

"Chel lo mau kemana? Baru mulai ni woy!" Katanya seraya mengangkat sedikit dress-nya dan bergerak cepat menyusul Rachel.

Vania terdiam sesaat, dia memperhatikan Afifah yang berjalan tergesa menyusul Rachel.

"Itu Rachel kenapa?" Tanya Nando.

Vania menoleh dengan wajah bingungnya, "kenapa? Rachel kenapa? Afifah juga kenapa sih?"

Nando menepuk keningnya, "Lo ditanya, malah nanya balik!"

"Oh lo nanya? Nanya apa?"

Nando mengusap dadanya untuk menenangkan diri, "Istirahat Vania, otak lo lelah."

"Ih Nando, perhatian banget sama gue!" Katanya sambil memukul bahu Nando gemas.

"Terserah Lo Vania, terserah!" Pasrah Nando.

27 Maret 2022

Lupa up guys
Happy reading 🥰

Aas

DIARY RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang