Yang ditakdirkan untuk kita itu gak akan ketukar sama punya tetangga
-Rachel
❤️✨
Rangga menatap langit-langit kamarnya. Ia mendengus kesal kala Cinta tak dapat dihubungi. Pasalnya, gadis itu yang membawa tiket mereka. Alhasil Rangga tidak jadi menonton drama itu dan ia tak bisa memulai untuk mendekati Rachel.
Memejamkan matanya, ia mengingat betul aura berbeda dari Rachel. Gadis itu nampak lebih cantik dan terkesan anggun.
Ah, dia jadi menyesal pernah menyakiti hati gadis itu.
Rangga kembali menghubungi Cinta. Akhirnya, Cinta menjawab panggilannya.
"Hallo?" Terdengar nada pelan di sebrang sana.
"Cinta? Lo kenapa?" Tanya Rangga heran.
"Gue kecelakaan, Ga. Di perjalanan menuju gedung teater itu gue gak sengaja nabrak motor." Jelasnya.
"Terus siapa yang bantuin Lo?"
Cinta tak langsung menjawab. "Farrel."
Rangga tersenyum dalam diamnya. Sepertinya, Farrel mudah untuk menerima Cinta kembali.
"Syukur deh. Lekas membaik ya, gue tutup dulu."
❤️✨
Sedari pagi Rangga sudah tidak sabar untuk malam nanti acara keluarga besar yang diadakan di kediaman Mahendra Airlangga. Jika biasanya ia akan menggunakan berbagai macam alasan agar tidak mengikuti acara tersebut, beda halnya dengan hari ini. Rangga nampak sangat bersemangat hingga baju satu lemari keluar semua.
"Ya tuhan. Ga, kamu lagi ngapain sih?!"
Rangga menoleh seraya tersenyum menatap sang ayah yang menggeleng tak habis pikir dengan kelakuan anaknya.
"Nanti malam jadi 'kan, Yah? Gak di undur lagi atau batal 'kan?" Tanya Rangga.
Fahri menatap anaknya bingung. Ada apa dengan Rangga? Mengapa nampak bersemangat? Padahal, Fahri sudah berprasangka buruk bahwa anaknya ini membuat alasan lagi atau hadir namun pamit pulang terlebih dahulu.
"Jadi lah, Rachel udah beres 'kan ngambeknya. Tumben kamu semangat, sampai milih baju satu lemari di keluarin?"
"Gak pa-pa. Biar keren dikit gitu, yah!" Jawabnya.
Fahri tersenyum lalu mendekat. "Mau cari perhatian Rachel ya?"
Rangga menggeleng. "Enggak kok!"
"Yakin? Jujur ya Ga, ayah suka sama Rachel sedari dulu."
Mata Rangga melotot menatap sang ayah tak percaya.
"Ooh jadi ayah baik sama Rachel, sering ngundang ke rumah, masak bareng Rachel itu karena ayah suka? Yah, sadar. Rachel itu seumuran sama anak ayah! Ayah pedofil ya?!"
Fahri segera memukul pundak anaknya. Begini lah anak muda, selalu tergesa dalam hal apapun.
"Suka itu gak berarti cinta, Ga. Tapi kalau cinta, udah berarti suka. Maksudnya, ayah suka kepribadian anak itu. Mirip banget sama almarhumah ibu kamu."
"Maksudnya? Suka cari perhatian ayah gitu?"
Fahri tersenyum seraya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RACHEL
Dla nastolatkówCinta pada pandangan pertama. Itulah yang Rachel rasakan. Dahulu, yang Rachel tahu itu hanya sekedar rasa kagum. sebelum, detak jantungnya mulai tak karuan saat memperhatikan lelaki itu dari kejauhan. dialah Rangga. sosok laki-laki yang matanya ber...