Yang di atas, adalah denah rumah Darling.
Biar kebayang gimana gitu :vNah, setelah menikah, Dara sama Lingga punya rumah sendiri. Cuman beda blok aja sama rumah orang tua mereka.
Maaf ya, kalau gak jelas.
❤️✨
Gak ada yang berat ketika kita benar-benar mencintai
-Azka
❤️✨
Rachel mendengarkan cerita masa lalu orang tuanya dengan serius. Sekarang, ia tahu mengapa kakeknya selalu memanggilnya Azkia. Ternyata, Azkia adalah bibinya yang telah meninggal.
Tapi ia bingung, bagaimana mulanya kakeknya itu bisa seperti sekarang? Dan bagaimana dengan ibu tiri ayahnya, apakah ia masih hidup?
"Terus, kenapa kakek bisa seperti sekarang? Dan istrinya kakek itu, masih di penjara?" Tanya Rachel.
"Ayah mendapat kabar dari kerabat, katanya Kakek kamu itu sering melamun, menangis dan tertawa sendiri. Lalu, setelah diperiksa kejiwaannya ternyata memang sudah parah. Kakek depresi karena merasa kehilangan Azkia. Dulu, ayah dan mamah kamu ngiranya kakek kamu yang jahat. Ternyata, semua itu adalah rencana busuk istrinya karena ingin menguasai harta ayah dan bibi kamu," jelas Azka.
"Dan untuk istrinya itu. Beliau meninggal saat usia kamu lima tahun. Dan meminta maaf sebelum kepergiannya," lanjutnya.
"Ayah maafin?"
"Ya tentu dong. Setelah tahu kakek kamu direhabilitasi, ayah sering menjenguknya bersama mamah. Sesekali, ayah dan mamah juga mengunjungi ibu tiri ayah. Kita gak mau punya dendam sama siapapun. Biarkanlah semua itu menjadi garis hidup karena akhirnya, ayah bisa bahagia bersama kalian,"
"Eh, kok Rachel gak diajak!"
Dirla terkekeh, "Neng belum ngerti saat itu. Jadi, ayah dan mamah mau neng udah dewasa dan bisa mengambil sikap dulu. Baru kita ketemu sama kakek,"
Rachel mengangguk mengerti, "Tapi Rachel gak nyangka, perjuangan cinta ayah sama mamah berat banget," katanya.
"Tidak ada yang berat ketika kita benar-benar mencintai. Perjuangan itu datangnya dari ketulusan. Disaat kita mencintai, kita pasti berjuang untuk seseorang itu,"
"Kayak ayah berjuang buat bahagia bareng mamah? Kayak mamah juga yang rela bertaruh nyawa demi menyelamatkan ayah?" Tanyanya.
Azka mengangguk, "Iya begitulah,"
Rachel tersenyum. Apapun pengajaran hidupnya, pasti selalu ada kaitannya dengan sang pangeran pujaannya.
Ia jadi kembali bersemangat untuk berjuang mendapatkan Rangga. Seperti perkataan ayahnya, tidak ada yang berat ketika kita benar-benar mencintai.
"Rachel juga mau terus berjuang ah!" Katanya seraya berdiri hendak ke kamarnya.
Dirla menggeleng, "Mau berjuang buat siapa atuh neng?"
Azka tersenyum menimpali, "Ya, buat bujang di depan rumah atuh mah,"
"Ah, ayah sama mamah mah gitu. Bikin Rachel malu!" Katanya seraya pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RACHEL
Teen FictionCinta pada pandangan pertama. Itulah yang Rachel rasakan. Dahulu, yang Rachel tahu itu hanya sekedar rasa kagum. sebelum, detak jantungnya mulai tak karuan saat memperhatikan lelaki itu dari kejauhan. dialah Rangga. sosok laki-laki yang matanya ber...