8. SEMOGA LEKAS SAYANG

144 21 9
                                    

Peduli ini, sumbernya dari hati. Tidak meminta untuk dibalas, hanya diminta untuk dihargai.

-Rachel.

❤️✨

Sudah tiga toko Rangga kunjungi. Tak ada satu pun buku referensi yang ia temui. Kebanyakan, bukunya sudah ia miliki.

"Gue nyerah Ga, kalau lo ngajak gue keliling beli buku lagi!" Ujar Gevin.

Nando mengangguk menyetujui, "Ya, gue juga!"

"Ah, gak setia kawan lo pada! Dua hari lagi nih seleksinya,"

"Cari di toko online aja lah," saran Gevin.

"Gak bisa Vin. Gak bisa datang hari ini atau besok, pengalaman banget gue beli di online," jelas Rangga.

"Ya udah, lo cari aja sendiri. Gue capek!" Ujar Nando.

"Ya nih, maaf-maaf aja bukannya kita gak setia kawan. Tapi, capek banget gila muter-muter tapi gak ada hasil," tambah Gevin.

Membuang nafasnya pasrah, "Ya udah. Kita balik!" Putusnya.

"Ya lah. Lo bisa minjam buku ke Rachel, siapa tahu dia punya," saran Nando.

"Gak ya!" Tolak Rangga.

"Kenapa enggak? Walaupun dia anak IPS, tapi Rachel 'kan dari dulu sering ikutan lomba, siapa tahu dia punya?" Tanya Gevin.

"Gak usah kalian pikirin deh. Gue mau usaha cari ke yang lain dulu. Sekarang kita balik aja!" Katanya.

Gevin dan Nando sebenarnya tahu, Rangga tak mau berhadapan dengan gadis aneh bernama Rachel itu. Ia takut, seolah memberikan harapan padanya.

"Ya, kalau enggak gue cariin PDF ke alumni," jawab Nando.

"Ok, thanks,"

❤️✨

"Gue kira lo gak jadi nginep," ujar Vania.

Rachel menoleh, "Afifah juga belum datang 'kan? Lagian, tadi gue ada urusan dulu,"

Pintu terbuka, "Ngurusin Rangga, maksud lo?" Katanya.

Rachel dan Vania mengusap dadanya terkejut. Mengapa Arsya sangat tidak beradab sekali? Ikut pembicaraan dan masuk kamar seorang gadis tanpa permisi.

"Arsya! Kalau masuk kamar cewek ketuk dulu bego!" Maki Rachel.

"Ya maaf. Gue cuman mau bilang, gue mau balik," jawabnya.

"Ya udah, sana balik!"

Arsya tersenyum sambil menaikkan kedua alisnya, "Kesepakatan," katanya.

Rachel menepuk keningnya. Merogoh tas kecilnya, lalu memberikan beberapa lembar uang pada Arsya.

"Awas teledor!" Ujar Rachel memperingati.

"Ya, siap," katanya lantas pergi.

Vania mengernyit bingung. Apa yang sedang Rachel dan Arsya sepakati?

DIARY RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang