Pada dasarnya, kecantikan yang sebenarnya ada dalam hati.
-Farrel
❤️✨
Satu hari menjelang keberangkatan olimpiade sosiologi. Sepertinya, hanya Rachel yang cuek. Mungkin, saat ini teman-teman satu timnya sedang mempelajari dimana pun mereka berada.
Beda halnya dengan Rachel, ia asik membaca cerita yang ia buat sendiri sembari menunggu Arsya mandi. Sesuai permintaan Arsya, ia harus pulang dan pergi bersama Arsya.
Rachel menoleh pada Aslan adik Arsya yang sedang memakai sepatunya. Jika Arsya lebih petakilan dan sering tebar pesona. Beda dengan Aslan, adiknya itu lebih kalem, santun dan ramah. Aslan juga lebih sering menghabiskan waktunya di dalam kamar dan tidak begitu senang sosialisasi. Contohnya, malam tadi ia tak ikut acara makan malam bersama keluarga besarnya.
"Mau berangkat sekarang, Lan?" Tanya Rachel.
Aslan mengangguk, "Iya kak, nanti keburu banyak orang,"
Rachel mengangguk, "Ya udah, hati-hati ya bawa motornya,"
"Iya, Kak. Aslan pamit dulu, Assalamualaikum,"
"Waalaikumussalam,"
Arsya turun dari kamarnya, "Hey, nona!"
Rachel mendelik, "Lama lo, gue di suruh mamah cepat ke sini. Eh, lo baru beres mandi,"
"Diem lo. Seharusnya, gue yang marah, karena lo, gue semalaman nyariin lo,"
"Ya deh, iya. Yuk, berangkat!"
❤️✨
Rangga merasa bersalah. Namun, ia tak tahu bagaimana caranya untuk meminta maaf. Bahkan sepertinya, ia terlihat gengsi untuk itu.
Ia jadi teringat alasannya bisa se-marah itu pada Rachel.
Flashback
Hari itu, Rangga sedang fokus dengan materi-materi yang harus ia kuasai untuk olimpiade. Ia tak ingin mengecewakan orang-orang yang telah mempercayainya.
"Cie, Rangga. Tumben nih kemarin jalan-jalan sama Rachel," ujar salah satu teman sekelasnya.
Gevin menatapnya, "Serius, Ga?!"
"Lo udah buka hati buat Rachel?" Tanya Nando.
Dan entah dari mana, Sania tiba-tiba menghampirinya.
"Jadi, yang di story Rachel itu kamu, Ga?" Tanyanya tak percaya.Rangga mendesah lelah,"Gue cuman nganterin dia balik," jelasnya.
Ia kembali membuka bukunya. Rangga pikir, penjelasan singkatnya itu dapat benar-benar dimengerti oleh teman-temannya.
"Masa cuman nganterin balik? Kalian 'kan dekat dari lama. Rumah juga berdekatan. Bahkan, satu sekolah tahu Rachel itu suka sama lo!" Kata temannya yang lain.
"OMG, rumah Rangga sama Rachel berdekatan? Kamu putusin aku karena Rachel, bukan karena si Cinta itu?" Tanya Sania.
Bagi Rangga, ini sudah sangat menganggu konsentrasinya. Rachel benar-benar meresahkan bagi Rangga saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RACHEL
Подростковая литератураCinta pada pandangan pertama. Itulah yang Rachel rasakan. Dahulu, yang Rachel tahu itu hanya sekedar rasa kagum. sebelum, detak jantungnya mulai tak karuan saat memperhatikan lelaki itu dari kejauhan. dialah Rangga. sosok laki-laki yang matanya ber...