Siapa yang tahu benar-benar isi hati seseorang. Ada yang diam, padahal sedang sangat mencintai.
❤️✨
Rachel merenung sendiri dalam kamarnya, bisa-bisanya ia merasa sakit hati karena hal yang tak perlu. Hanya karena, Rangga mengatakan bahwa Cinta gadis cantik sejuta prestasi. Sedangkan padanya, Rangga malah memaki hingga mengatakan tak tahu diri.
Rachel jadi berpikir, jika Cinta tak dapat membantunya. Atau bahkan, Cinta akan menjadi saingannya selanjutnya. Dan apakah Cinta akan memberitahu soal roti itu pada Rangga?
"Neng, makan malam dulu sayang," ujar Dirla dari luar kamarnya.
Rachel bangkit dari tidurnya, "Ya, mah," katanya seraya turun untuk makan.
"Neng, kamu bocor,"
Mata Rachel membulat, ia lupa bahwa ini memang sudah waktunya ia datang bulan. Ia mendesah lelah segera bergegas menuju kamar mandi. Pantas saja, ia mendadak melow seperti tadi.
Dirla hanya menggeleng melihat tingkah laku anak gadisnya. Sungguh, entah mengapa ia membawa kabar bahagia dari sekolah namun raut wajahnya tak mencerminkan bahwa sedang bahagia.
"Mah, Rachel besok mau jenguk kakek, ya?" Ujar Rachel seraya duduk.
Dirla tersenyum, "Iya boleh. Mau ngasih tahu kakek kalau kamu juara, ya?"
Rachel menggeleng, "Gak sih, mah. Rachel cuman mau ngabisin waktu sama orang-orang yang sayang sama Rachel,"
"Sama mamah aja, atuh. 'kan mamah sayang sama neng,"
"Itu sih udah pasti. Tapi 'kan sama mamah itu sering. Kalau sama kakek, jarang banget,"
"Ya neng, boleh kok. Jangan lupa, sorenya main ke rumah bunda kamu. Kemarin dia nanyain,"
"Siap, mah!"
Disisi lain, Rangga sedang menatap langit-langit kamarnya. Ia tak berhenti memikirkan Rachel entah kenapa. Terlebih, saat Rachel mengatakan semangat dari orang yang ia cintai. Dan Rangga, percaya diri bahwa itu merujuk pada dirinya.
Ia beranjak, membuka tirai jendelanya. Rangga menatap rumah Rachel, matanya tertuju pada rumah pohon gadis itu. Besok malam, pasti Rachel dan Arsya akan memainkan drama bodohnya lagi di sana.
"Random banget gue tiba-tiba mikirin Rachel," gumamnya, "ini pasti karena gue ngerasa bersalah, gak lebih." lanjutnya seraya menutup kembali tirai itu.
"Assalamualaikum. Ga, ayah pulang!"
Rangga segera turun menemui ayahnya, "Waalaikumussalam, iya. Yah."
Fahri tersenyum, "Si jagoan, keren kamu. Ayah bangga sama kamu," ujar Fahri seraya memeluk Rangga.
Rangga tersenyum, "Iya dong. Rangga!" Katanya lalu tergelak.
"Oh iya, Ga. Ayah lihat video Rachel sewaktu olimpiade. Keren banget ya,"
Rangga mengangguk, "Iya, yah," jawabnya.
"Nah, terus kata pak Mahendra. Nanti kalau dia balik ke sini. Kita diundang untuk merayakan kemenangan kamu sama Rachel,"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY RACHEL
Novela JuvenilCinta pada pandangan pertama. Itulah yang Rachel rasakan. Dahulu, yang Rachel tahu itu hanya sekedar rasa kagum. sebelum, detak jantungnya mulai tak karuan saat memperhatikan lelaki itu dari kejauhan. dialah Rangga. sosok laki-laki yang matanya ber...