44. MENGHILANG

95 13 5
                                    

Adakalanya kita butuh sendiri untuk tenang, dan menghilang tanpa kabar.

Rachel
❤️✨

Adzan subuh berkumandang merdu, Rachel membuka matanya meski terasa berat akibat tangisnya semalam. Ia memperhatikan pantulan dirinya di cermin, begitu prihatin dengan mata sembabnya.

Lantas segera ia mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat. Entahlah, subuh kali ini terasa sangat hangat. Ia berdoa untuk segala kebaikan dalam hidupnya, memohon pada Tuhan agar dijauhkan dari segala kerisauan.

"Neng... Sudah bangun?" Tanya Dirla dari luar kamarnya.

Rachel bangkit dari sajadahnya, ia segera membuka pintu kamar dengan menampilkan senyuman kecilnya. Dirla merasa ada yang janggal dengan anak gadisnya. Namun, ini bukan saatnya ia bertanya mengenai apa yang terjadi.

"Kamu sakit neng?"

Rachel menggeleng. "Enggak kok, Mah."

"Kakek udah bisa keluar dari rehabilitasi, beliau mau ke Bandung buat ziarah ke makam bibi Azkia." Jelas Dirla.

Mata Rachel berbinar bahagia, akhirnya ia bisa berziarah ke makam bibinya. Dan yang pasti, keadaan kakeknya sudah membaik dan bisa dikatakan sembuh itulah hal yang membuatnya semakin bahagia.

"Asik! Kita ke Bandung berapa hari?"

"Sekitar seminggu kayaknya, soalnya banyak yang harus kita urus disana." Jawab Dirla. "Sekarang, kamu siap-siap soalnya kita berangkat subuh supaya gak kejebak macet."

"Siap!"

Rachel bergegas mempersiapkan diri, ia tersenyum dan bersyukur kepada Tuhan karena langsung mengabulkan do'anya.

❤️✨

"Gue harus minta maaf sama Rachel, harus!" Tekad Rangga.

Pagi ini, Rangga sudah memantapkan diri untuk meminta maaf pada gadis yang selama ini ia acuhkan begitu saja. Sekarang, ia sudah yakin dengan isi hatinya. Ia mencintai Rachel, entah karena apa ia tak tahu. Yang pasti, Rangga tak ingin Rachel dimiliki siapapun.

"Ga? Mau berangkat?" Tanya Dara.

Rangga tersenyum canggung."Iya, aunty."

"Mau bareng Rachel?"

Melebarkan senyumnya lalu mengangguk. "Iya, hehe."

Dara menggeleng pelan, anak-anak ini sungguh menggemaskan.

"Aduh telat, Rachel pergi tadi sama mamah dan ayahnya.."

Mata Rangga membulat sempurna. "Pergi? Pergi kemana aunty?"

"Maaf,Ga. Aunty gak tau kemana. Tadi soalnya buru-buru gitu cuman nitip kunci aja.." jawab Dara.

Seketika Rangga langsung lesu serta membisu. Sial, kenapa waktu selalu tidak memihak padanya?

"Ya udah aunty, Rangga mau ke sekolah dulu.."

Dara hanya tersenyum menanggapinya. Dara tahu Rachel menyukai Rangga sedari dulu. Terlebih, sejak pertama kali bertemu Rangga gadis itu selalu menunjukan sisi dirinya yang beda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIARY RACHELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang