[ 00. AWAL ]

576 28 2
                                    

00

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

00. AWAL

 AWAL

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

alo guys~kali ini aku bawain cerita sequel, ya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

alo guys~
kali ini aku bawain cerita sequel, ya!

biar lebih enak kayaknya boleh baca cerita orang tuanya dulu tapiiii, baca terpisah juga gapapa kok, hehe
[judulnya 'HOUSEMATE' buat yang penasaran]

happy reading and enjoy, guys!





-◐o◐-








"Selamat siang Montanazen!" Suara seseorang mulai menggema di speaker sekolah. "Balik lagi sama gue, Jasmine Kaleena sebagai perwakilan tim penyiar hari ini."

"Oke, nggak usah basa-basi lah, ya? Langsung aja kita putar lagu yang di-request dari Lauren Naurelia kelas 11 IPA 4. Okey guys, enjoy and let's get it!"

Seperti biasa, suara merdu milik Jasmine perlahan digantikan dengan lantunan lagu yang diputar.

"Mungkin ini memang jalan takdirku, mengagumi tanpa dicintai ..."

Lagu yang dipopulerkan oleh Ungu dengan judul Cinta Dalam Hati mulai menggaung melalui speaker sekolah.

Jangan aneh kenapa sekolah memperbolehkan siswanya untuk memutar lagu seperti itu sebab, Montana High School adalah sekolah swasta dengan peraturan yang sedikit lebih bebas dari Negeri.

Para Montanazen juga sudah bukan sekali duakali me-request lagu berbau melow. Hal ini bahkan terkesan sudah biasa saja di sekolah mereka.

Di tengah keambyaran Montanazen yang masih berlangsung, ada seorang cewek yang terlihat bingung dan panik mencari teman sebangkunya. Pasalnya sebelum waktu istirahat tiba temannya itu meminta izin ke toilet tapi, sampai saat ini ia belum kembali juga.

"Yang request lagu ada masalah apa sih ah," cibir Radea kesal, kesabarannya hampir habis karena setiap Lauren yang request, lagunya pasti membuat Montanazen memenuhi area koridor.

"Eh, liat Chelsea, nggak?" Radea menghentikkan salah satu siswi dengan menarik tangannya susah payah.

"Enggak tuh."

"Yah, oke deh," Radea mendengkus, setelahnya berusaha menerobos kerumunan Montanazen yang masih menikmati lagu di sembarang tempat.

Bukannya menyenggol sana-sini, Radea malah tersenggol orang-orang itu karena tubuh mungilnya.

Beberapa detik kemudian ia berhasil keluar dari kerumunan, Radea menghela napasnya lega. Tak lama netranya menangkap seseorang yang baru keluar dari ruang guru.

"Sean!"

Orang yang dipanggil berhenti, membalik badannya sambil mengangkat satu alis.

"Liat Chelsea nggak?"

"Chelsea ilang?"

Radea memutar bola matanya malas. "Kalo ada nggak gue cari."

Sean terdiam sebentar, ia mencoba mengingat. "Ikut gue," ucapnya lalu mulai memimpin jalan yang diikuti Radea.

Setelah melewati beberapa kelas, keduanya sampai di salah satu kelas paling tersohor. Terbukti dengan papan di atas pintunya yang tertulis KELAS UNGGULAN dengan bold dan huruf kapital. Kenapa tersohor? Ya, karena inilah kelas-kelas orang jenius.

Radea mendengkus setelah mengintip dari celah pintu. Berterima kasih pada Sean lalu bersiap masuk ke dalam.

Membuka pintunya dengan bantingan yang sedikit keras, Radea berhasil mengejutkan Chelsea yang sedang duduk memeluk lengan Leonel sambil menelungkupkan kepalanya.

Bukan hanya Chelsea, Leonel yang terlihat sedang mengelus rambut Chelsea pun sama kagetnya.

"Sumpah, we're just friends apanya coba?" Radea berteriak kesal. "Mana ada temen tapi kelakuan kayak begitu!"





















TBC!!!
swipe up for chapter one, thank u <3

LEONEL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang