Jennie terbangun dari tidurnya, lalu dengan terburu-buru ia langsung bersiap siap membersihkan diri.
Hari ini Jennie libur di kantor, namun bukan beristirahat Jennie memilih lanjut bekerja paruh waktu di Cafe terdekat. Menurutnya ia tak boleh bersantai santai, ia harus berusaha menghasilkan uang lebih untuk masa depan Adiknya yaitu Jeno."Jen ambilin sepatu kakak dong." Ucap Jennie yang sangat terburu-buru.
"Nih kak, kakak lagian kenapa sih hari ini kan libur mending istirahat dirumah." Omel Jeno, ia sebenarnya kasihan pada kakaknya yang tiada hari tanpa bekerja itu. Namun sayang kakaknya yang keras kepala itu tak pernah mendengarkannya.
"Kak mending kakak berhenti aja kerja di cafe." Omel Jeno lagi.
"Iya iya, cerewet banget sih kamu." Kekeh Jennie.
"Jeno serius kak!" Kesal Jeno.
"Kakak cuma gabiasa diem dirumah, lagian kerja di cafe ga terlalu capek." Ucap Jennie meyakinkan adiknya.
"Huff yaudah gimana kakak aja." Dengus Jeno.
"Kakak berangkat ya, jangan lupa belajar." Ucap Jennie sambil mengusap lembut rambut adiknya itu.
"Hati-hati kak, nanti pulang Jeno jemput." Ucap Jeno diacungi jempol oleh sang kakak.
****
Jennie menghela nafasnya, rasanya pengunjung tak berhenti-berhentinya berkunjung hingga ia tak sempat duduk untuk beristirahat. Tapi ia bersyukur melihat banyaknya pengunjung yang datang menikmati kopi dan makanan yang ada di cafe.
"Lo gak cape apa Senin sampe jumat ngantor, sabtu minggu bukannya istirahat malah jadi barista disini." Omel herin sahabatnya.
"Ck mulaikan ngomel."
"Gue ngomel karena kasian sama lo sama badan lo jen, lo butuh istirahat." Kesal Herin.
"Iya rin iya, gue jadi barista juga karena gue terlalu cinta sama kopi, lo taukan?" Kekeh Jennie.
"Iyadeh iya ibu barista yang paling cantik." Goda Herin.
"Yaudah ah yuk mulai banyak pengunjung lagi." Ucap Jennie.
Jennie dengan telaten meracik kopi, ia memang ahli dalam meracik kopi bahkan ia benar-benar sangat mencintai kopi. Cita-citanya bahkan ingin mempunyai coffeeshop.
"Selamat menikmati." Ucap Jennie pada salah satu pengunjung.
"Terima kas-
"Kamu?" Ucap Orang itu terkejut melihat Jennie.
"Pa-pak Jaehyun." Kaget Jennie melihat bosnya yang sedang berada di cafe dimana ia bekerja.
"Kamu kerja disini?" Tanya Jaehyun.
"Iya pak, setiap weekend." Gugup Jennie.
"Diluar kantor panggil saya Jaehyun aja, umur kita gabeda jauh." Ucap Jaehyun.
"Baik pak eh maksud saya Jaehyun." Gugup Jennie membuat Jaehyun terkekeh. Bahkan Jennie sempat tercengang melihat Jaehyun terkekeh, karena biasanya ia hanya menampilkan wajah dinginnya.
"Silahkan diminum pak, saya kembali kerja lagi." Pamit Jennie di angguki oleh Jaehyun.
"Pantes kopi buatannya enak, ternyata dia barista kopi." Batin Jaehyun.
Jaehyun menatap jennie yang sibuk membuat kopi, ia tak habis pikir dengan gadis mungil itu. Bagaimana bisa ia bekerja paruh waktu setelah selesai dari kantor.
****
"Jen adek lo udah diluar tuh." Ucap Herin.
"Oh iya bentar, yaudah yuk keluar bareng rin." Ajak Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pengganti (END)
Teen FictionLee Jennie hanya sekedar istri pengganti seorang Jung Jaehyun. Pernikahan mereka hanya sekedar status tanpa di dasari cinta.