Part 1

3.7K 223 5
                                    

Hay kenalkan namaku Lee Jennie, aku lahir dari keluarga yang bisa dibilang sederhana. Aku hidup tanpa ibu dan ayah. Aku hanya bersama adik kecilku yang bernama Lee Jeno
Ibu dan ayahku meninggalkan karena sebuah kecelakaan saat aku berumur 15 tahun dan Jeno berumur 10 tahun. Aku lahir tahun 1998 sedangkan Jeno tahun 2003. Kini umurku sudah menginjak 23 tahun.

Sejak ditinggal kedua orang tuaku, aku menjadi tulang punggung keluarga alias orang yang bertanggung jawab akan semua biaya kehidupanku sendiri dan juga Jeno.
Kadang sangat terasa berat bagiku mencari biaya sendirian, Jeno pun selalu bersikukuh untuk membantu mencari uang tapi aku melarangnya. Ia hanya butuh fokus pada pendidikannya apalagi sekarang dia sudah kelas 3 SMA dan harus benar-benar fokus pada pendidikan.

Apapun akan aku lakukan demi adikku dan demi cita-citanya. Kalau kalian ingin tahu , Jeno ingin sekali menjadi seorang arsitektur hihi , jadi aku harus benar-benar mempersiapkan biaya pendidikan Jeno. Aku ingin ia lebih sukses dan tak seperti diriku.

***

"Jen ayo sarapan." Panggil Jennie pada sang adik.

"Iya kak bentar."

"Ayo nanti kamu telat." Ucap Jennie.

"Iya kakak."

Tak lama Jeno keluar dari kamarnya dengan seragam yang sudah melekat dengan rapih di badannya.

"Gantengnya adik kakak." Puji Jennie membuat Jeno terkekeh.

"Iyadong, Jeno!!" Ucap Jeno bangga.

"Iyadeh terserah, ayo buruan sarapan, kakak udah bikinin nasi goreng kesukaan kamu." Ucap Jennie.

"Makasih kak." Jeno langsung melahap nasi goreng yang paling ia suka seumur hidupnya. Masakan kakaknya adalah yang terbaik baginya.

"Jen gimana persiapan ujian kamu?" Tanya Jennie.

"Lancar kak, kak Jeno langsung kerja aja ya." Ucap Jeno pelan tapi tetap terdengar jelas oleh Jennie.

"Gak! Kamu harus lanjut sekolah, jangan sia-siain potensi kamu." Ucap Jennie tegas.

"Tapi kak , Jeno mau bantu kakak." Lirih Jeno.

"Sayang, dengerin kakak. Kamu cukup belajar yang serius aja udah bikin kakak seneng. Biaya pendidikan kamu itu urusan kakak! Kamu gausah mikirin itu. Kamu masih muda, masih banyak waktu buat kejar cita-cita kamu. Kamu mau bikin bunda sama ayah banggakan? Kakak yang bakal urus semua biaya pendidikan kamu." Jelas Jennie dengan lembut.

"Makasih kak, aku janji gabakal kecewain kakak. Aku janji bakal belajar serius biar bisa dapet beasiswa." Ucap Jeno.

"Iya sayang, yaudah abisin makanannya , bekelnya udah kakak masukin ke tas, uang jajan kamu udah kakak masukin juga ke dompet kamu." Ucap Jennie dan di angguki Jeno.

"Jeno berangkat ya kak." Pamit Jeno.

"Hati-hati, jangan ngebut bawa motornya." Ucap Jennie.

"Siap tuan putri." Ucap Jeno membuat Jennie terkekeh.

"Yaudah tuan muda silahkan berangkat." Kekeh Jennie dan tak lama Jeno langsung berangkat menuju sekolah.

Jennie menatap jam dinding rumahnya, sudah menunjukan pukul 7 pagi dan dia harus bersiap-siap untuk berangkat menuju kantornya. Jennie berkerja menjadi salah satu karyawan di perusahaan yang cukup besar di Jakarta.

"Aku harus siap-siap." Gumam Jennie lalu bergegas bersiap-siap.

Ia menatap penampilannya di cermin, menatap dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Ia menatap penampilannya di cermin, menatap dari ujung rambut sampai ujung kaki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Istri Pengganti (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang