O4. Perihal Kendaraan

1.6K 314 4
                                    

★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Panas-panas seperti ini paling enak minum es teh. Arjan sudah membayangkan bagaimana segarnya air dingin melewati tenggorokannya. Namun, sepertinya dia tidak bisa merasakan hal itu dalam waktu dekat ini.

Mobil Arjan mogok. Untungnya berhenti di pinggir jalan yang sepi, jadi tidak takut menganggu pengendara lain. Sialnya, di jalanan sepi seperti ini susah mendapat bantuan.

Orang yang akan pertama kali dia kabari adalah Nanta, mereka sudah seperti saudara sejak dahulu kala.

"Mobil gue mogok, kayaknya air radiator habis. Kesini bisa?"

"Masih ada kelas bangsat."

"Ada kelas atau ada cewek?"

Terdengar tawa Nanta di seberang.

"Ada kelas, habis itu kencan."

"Ya udah. Jangan mulangin cewek kemaleman." setelahnya Arjan mematikan panggilan telepon.

Sebelum Arjan mencari kontak yang sekiranya bisa dimintai tolong, ada panggilan telepon dari kawan barunya, anak Pratala.

"Cie mobilnya ngambek," suara Satya pertama kali terdengar langsung membuat Arjan keki.

"Ngeledeknya ntaran anying. Tau darimana lo?" tanya Arjan, setelahnya dia memperhatikan sekitar. Siapa tahu Satya ada di dekatnya.

"LO GAK TAU KALO GUE TITISAN DILAN?"

"GUE RAMAL KITA SETELAH INI KETEMU."

Suara teriakan itu tidak asing. Arjan seperti pernah mendengarnya, tapi siapa?

"Share location sekarang, gue meluncur sama malika," ucap Satya.

Oh, jadi yang teriak Malika. Malika itu panggilan kesayangan anak kostan ke Hegar. Arjan baru ingat jika Nanta, Hegar, dan Satya satu fakultas. Mungkin tadi mereka sempat berpapasan atau kebetulan sedang bersama. Lalu, Nanta memberitahu akan kesulitan Arjan.

"Sat?"

"Pripun? Lo nggak ngerti cara share location?"

"Bang Sat," cerca Arjan yang sengaja dispasi, "tadinya mau bilang i love you, tapi lo nggak cocok dapet itu."

"GUE LURUS YA JANCOK!"

PRATALA & PRATIWITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang